User Tools

Site Tools


peraturan:sedp:34pj.41995
                          DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
                       DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
___________________________________________________________________________________________
                                                        4 Juli 1995

                      SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
                           NOMOR SE - 34/PJ.4/1995

                        TENTANG

            PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN BAGI YAYASAN ATAU ORGANISASI YANG SEJENIS 
                          (SERI PPh UMUM NOMOR 15)

                           DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

    Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 10 TAHUN 1994, tentang Perubahan Undang-undang Nomor 
7 TAHUN 1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 7 TAHUN 1991, dengan ini diberikan 
penegasan tentang perlakuan Pajak Penghasilan bagi yayasan atau organisasi yang sejenis mulai tahun pajak 
1995 sebagai berikut :

1.  Umum
    Sesuai dengan Pasal 2 ayat (1) huruf b Undang-undang Nomor 7 TAHUN 1983 sebagaimana telah 
    diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 10 TAHUN 1994, yayasan atau organisasi yang sejenis 
    adalah Subjek Pajak Pajak Penghasilan.

2.  Penghasilan yayasan atau organisasi yang sejenis yang bukan merupakan Objek Pajak.
    Penerimaan yayasan atau organisasi yang sejenis dapat dibedakan antara penerimaan yang bukan 
    Objek Pajak dan penerimaan yang merupakan Objek Pajak.

    Penerimaan atau penghasilan yang bukan merupakan Objek Pajak berdasarkan Pasal 4 ayat (3) 
    Undang-undang Nomor 10 TAHUN 1994 antara lain :
    a.  1)  bantuan atau sumbangan;
        2)  harta hibahan yang diterima oleh yayasan atau organisasi yang sejenis sebagai badan 
            keagamaan atau badan pendidikan atau badan sosial sebagaimana dimaksud dalam 
            Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 604/KMK.04/1994 tanggal 21 Desember 1994;

        sepanjang tidak ada hubungannya dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan 
        antara pihak yang memberi dengan pihak yang menerima. Apabila bantuan, sumbangan atau 
        hibah tersebut berupa harta yang dapat disusutkan atau diamortisasi, harta tersebut harus 
        dibukukan oleh pihak yang menerima sesuai dengan nilai sisa buku pihak yang memberikan.

    b.  dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh yayasan atau organisasi yang sejenis 
        dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan
        di Indonesia.

    c.  bantuan atau sumbangan dari Pemerintah.

3.  Penghasilan yayasan atau organisasi yang sejenis yang merupakan Objek  Pajak Penghasilan.
    3.1.    Penghasilan yang merupakan Objek Pajak adalah semua penghasilan yang diterima atau
        diperoleh yayasan atau organisasi yang sejenis sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 4 ayat 
        (1) Undang-undang Nomor 7 TAHUN 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-
        undang Nomor 10 TAHUN 1994 antara lain adalah :
        a.  penghasilan yang diterima atau diperoleh dari usaha, pekerjaan, kegiatan, atau jasa;
        b.  bunga deposito, bunga obligasi, diskonto SBI dan bunga lainnya;
        c.  sewa dan imbalan lain sehubungan dengan penggunaan harta;
        d.  keuntungan dari pengalihan harta, termasuk keuntungan pengalihan harta yang 
            semula berasal dari bantuan, sumbangan atau hibah;
        e.  pembagian keuntungan dari kerja sama usaha.

    3.2.    Bagi yayasan atau organisasi yang sejenis yang bergerak di bidang pendidikan, termasuk 
        penghasilan pada butir 3.1. huruf a adalah :
        a.  uang pendaftaran dan uang pangkal;
        b.  uang seleksi penerimaan siswa/mahasiswa/peserta pendidikan;
        c.  uang pembangunan gedung/pengadaan prasarana atau pembayaran lainnya 
            dengan nama apapun yang berkaitan dengan keberadaan siswa/ mahasiswa/peserta 
            pendidikan;
        d.  uang SPP, uang SKS, uang ujian, uang kursus, uang seminar/lokakarya, dan 
            sebagainya;
        e.  penghasilan dari kontrak kerja dalam bidang penelitian dan sebagainya;
        f.  penghasilan lainnya yang dikaitkan dengan jasa penyelenggaraan pengajaran/
            pendidikan/pelatihan dengan nama dan dalam bentuk apapun.

    3.3.    Bagi yayasan atau organisasi yang sejenis yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan,
        termasuk penghasilan pada butir 3.1. huruf a adalah :
        a.  uang pendaftaran untuk pelayanan kesehatan;
        b.  sewa kamar/ruangan di rumah sakit, poliklinik, pusat pelayanan kesehatan;
        c.  penghasilan dari perawatan kesehatan seperti uang pemeriksaan dokter, operasi,
            rontgent, scaning, pemeriksaan laboratorium, dan sebagainya;
        d.  uang pemeriksaan kesehatan termasuk "general check up";
        e.  penghasilan dari penyewaan alat-alat kesehatan, mobil ambulance dan 
            sebagainya;
        f.  penghasilan dari penjualan obat;
        g.  penghasilan lainnya sehubungan dengan penyelenggaraan pelayanan kesehatan
            dengan nama dan dalam bentuk apapun.

4.  Pengurangan penghasilan bruto.
    Untuk memperoleh penghasilan neto, yayasan atau organisasi yang sejenis diperkenankan
    mengurangkan :
    a.  biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan usaha, pekerjaan, kegiatan atau pemberian 
        jasa untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan atau biaya yang 
        berhubungan langsung dengan operasional penyelenggaraan yayasan atau organisasi yang 
        sejenis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) dan dengan memperhatikan Pasal 9 
        ayat (1) Undang-undang Nomor 7 TAHUN 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan 
        Undang-undang Nomor 10 TAHUN 1994;

    b.  penyusutan atau amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh harta yang mempunyai masa 
        manfaat lebih dari satu tahun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dan  Pasal 11A Undang-
        undang Nomor 7 TAHUN 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang 
        Nomor 10 TAHUN 1994.

    c.  subsidi/bea siswa yang diberikan kepada siswa yang kurang mampu ataupun biaya pendidikan 
        siswa yang kurang mampu yang dipikul oleh yayasan atau organisasi yang sejenis yang tidak 
        bergerak di bidang pendidikan, biaya pelayanan kesehatan pasien yang kurang mampu yang 
        dipikul oleh yayasan atau organisasi yang sejenis yang tidak bergerak di bidang pelayanan 
        kesehatan.

5.  Subsidi atau pembebanan biaya bagi pasien/siswa yang kurang mampu.
    Dalam hal pasien/siswa yang kurang mampu diberikan pembebasan sebagian atau seluruh biaya 
    pelayanan kesehatan/pendidikan oleh yayasan atau organisasi yang sejenis yang bergerak di bidang 
    pelayanan kesehatan/pendidikan, maka subsidi tersebut dibukukan sebagai berikut :
    a.  sejumlah bagian yang benar-benar di bayar oleh pasien/siswa merupakan penghasilan, dan 
        biaya yang boleh dikurangkan dari penghasilan bruto adalah biaya-biaya sebagaimana
        dimaksud dalam butir 4 huruf a dan b di atas; atau
    b.  sejumlah yang seharusnya diterima atau diperoleh yayasan atau organisasi yang sejenis 
        merupakan penghasilan, dan sejumlah subsidi (selisih antara yang seharusnya diterima 
        yayasan atau organisasi yang sejenis dengan yang benar-benar dibayar oleh pasien/siswa)
        merupakan tambahan biaya.

    Apabila yayasan atau organisasi yang sejenis memberikan subsidi sebagian atau seluruh biaya
    pelayanan kesehatan/pendidikan kepada pasien/siswa yang kurang mampu yang dirawat/bersekolah
    di rumah sakit/sekolah yang bernaung di bawah yayasan lain, maka pengeluaran subsidi dimaksud 
    dapat ditambahkan sebagai biaya oleh yayasan atau organisasi yang sejenis yang memberikan 
    subsidi tersebut.

6.  Penghasilan Kena Pajak.
    6.1.    Penghasilan Kena Pajak yayasan atau organisasi yang sejenis yang dilaporkan dalam Surat 
        Pemberitahuan Tahunan adalah gunggungan penghasilan pada butir 3, kecuali penghasilan 
        yang dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final, dikurangi dengan butir 4 dan dengan 
        memperhatikan butir 5. Atas selisih lebih dikenakan pajak penghasilan berdasarkan tarif 
        Pasal 17 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 TAHUN 1983 sebagaimana telah diubah terakhir 
        dengan Undang-undang Nomor 10 TAHUN 1994, dan apabila menunjukkan selisih negatif tidak 
        terutang pajak penghasilan.

    6.2.    Dalam menghitung gunggungan Penghasilan Kena Pajak sebagaimana dimaksud pada butir 
        6.1. tidak termasuk penghasilan yang telah dikenakan Pajak Penghasilan secara final, 
        misalnya pajak penghasilan atau bunga deposito, penjualan saham di bursa efek.

7.  Kewajiban pembukuan dan penyampaian SPT.
    7.1.    Yayasan atau organisasi yang sejenis diwajibkan menyelenggarakan pembukuan sesuai 
        dengan ketentuan Pasal 28 Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah 
        dengan Undang-undang Nomor 9 TAHUN 1994 beserta peraturan pelaksanaannya.

    7.2.    Yayasan atau organisasi yang sejenis wajib menyampaikan SPT Tahunan dan SPT masa PPh 
        sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Demikian untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, dan disebar-luaskan kepada yayasan atau organisasi
yang sejenis di wilayah kerja Saudara.




DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

ttd

FUAD BAWAZIER
peraturan/sedp/34pj.41995.txt · Last modified: 2023/02/05 06:20 by 127.0.0.1