User Tools

Site Tools


peraturan:sedp:03pj.321999
                          DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
                       DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
___________________________________________________________________________________________
                                                  24 Maret 1999  

                      SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
                           NOMOR SE - 03/PJ.32/1999

                        TENTANG

    PERLAKUAN PERPAJAKAN UNTUK KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU (KAPET) 
                       BUTON, KOLAKA, DAN KENDARI

                          DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Sehubungan dengan telah ditetapkannya Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 41/KMK.04/1999 tanggal 
1 Februari 1999 tentang Perlakuan Perpajakan dan Kepabeanan untuk Kawasan Pengembangan Ekonomi 
Terpadu Buton, Kolaka, dan Kendari (terlampir), untuk pelaksanaannya diberikan penegasan sebagai berikut :

I.  UMUM

    1.  Sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 168 Tahun 1998 bahwa kawasan Buton, Kolaka, 
        dan Kendari ditetapkan sebagai Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) Buton, 
        Kolaka, dan Kendari. KAPET Buton, Kolaka, dan Kendari meliputi sebagian wilayah Kabupaten 
        Daerah Tingkat II Buton, Kabupaten Daerah Tingkat II Kolaka, dan Kabupaten Daerah Tingkat 
        II Kendari di wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Tenggara, yang batas-batasnya 
        dituangkan dalam peta terlampir dalam Keputusan Presiden tersebut.

    2.  Pengusaha yang melakukan kegiatan usaha di dalam KAPET Buton, Kolaka, dan Kendari yang 
        telah mendapatkan ijin dari Badan Pengelola KAPET Buton, Kolaka, dan Kendari diberikan 
        fasilitas perpajakan sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 41/KMK.04/1999 
        tanggal 1 Februari 1999.

    3.  Bagi Pengusaha yang berdomisili di KAPET Buton, Kolaka, dan Kendari dan memperoleh ijin 
        dari Badan Pengelola KAPET Buton, Kolaka, dan Kendari dapat menikmati fasilitas perpajakan 
        yang diberikan baik PPh maupun PPN/PPnBM sesuai dengan angka II dan III Surat Edaran ini 
        atas kegiatan usaha yang dilakukannya di KAPET Buton, Kolaka, dan Kendari, sedangkan atas 
        kegiatan usaha di luar KAPET Buton, Kolaka, dan Kendari tidak memperoleh fasilitas 
        perpajakan.

    4.  Bagi Pengusaha yang tidak berdomisili di KAPET Buton, Kolaka, dan Kendari, apabila 
        melakukan kegiatan usaha di KAPET Buton, Kolaka, dan Kendari dan memperoleh ijin dari 
        Badan Pengelola KAPET Buton, Kolaka, dan Kendari hanya mendapatkan fasilitas sesuai 
        dimaksud pada angka II butir 1.a, 1.b, 1.e. dan angka III Surat Edaran ini untuk kegiatan 
        usaha di lokasi KAPET Buton, Kolaka, dan Kendari.

    5.  Apabila Pengusaha yang memperoleh ijin dari Badan Pengelola KAPET Buton, Kolaka, dan 
        Kendari juga melakukan kegiatan usaha di luar KAPET Buton, Kolaka, dan Kendari, diwajibkan 
        melaksanakan pembukuan secara terpisah atas penghasilan, biaya dan Rugi/Laba dari 
        kegiatan usahanya.

II. PAJAK PENGHASILAN

    1.  Pengusaha yang melakukan kegiatan usaha dan berdomisili di KAPET Buton, Kolaka, dan 
        Kendari yang telah mendapatkan ijin dari Badan Pengelola KAPET Buton, Kolaka, dan Kendari 
        diberikan fasilitas Pajak Penghasilan berupa :

        a.  Pembebasan Pajak Penghasilan Pasal 22 impor barang modal dan peralatan lain, 
            bahan baku dan atau bahan pembantu yang berhubungan langsung dengan kegiatan 
            produksi.

        b.  Pilihan (sesuai dengan ketentuan Pasal 11 ayat (1) dan ayat (2) serta Pasal 11A ayat 
            (1) UU Nomor 7 TAHUN 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah 
            terakhir dengan UU Nomor 10 TAHUN 1994) untuk menerapkan penyusutan dan atau 
            amortisasi yang dipercepat di bidang Pajak Penghasilan, sebagai berikut :
            -------------------------------------------------------------------------------------------
                            Masa         Tarif penyusutan dan amortisasi
                  Kelompok Harta        Manfaat              berdasarkan metode
                            menjadi     ----------------------------------------
                                      Garis Lurus         Saldo Menurun
            -------------------------------------------------------------------------------------------
            I.  Bukan Bangunan 
                dan atau Harta 
                Tak Berwujud
                Kelompok I        2 th      50%     100%
                Kelompok II       4 th      25%       50%
                Kelompok III          8 th      12,5%         25%
                Kelompok IV     10 th       10%       20%

            II. Bangunan
                Permanen        10 th       10%     -
                Tidak Permanen        5 th      20%     -
            -------------------------------------------------------------------------------------------

        c.  Kompensasi kerugian di bidang Pajak Penghasilan, mulai tahun pajak berikutnya 
            berturut-turut sampai paling lama 10 (sepuluh) tahun.

        d.  Pengurangan Pajak Penghasilan Pasal 26 atas dividen sebesar 50% dari jumlah yang 
            seharusnya dibayar.

        e.  Pengurangan biaya produksi :
            1)  Kenikmatan berupa natura yang diperoleh karyawan, dan tidak diperhitungkan 
                sebagai penghasilan bagi karyawan;
            2)  Biaya pembangunan dan pengembangan daerah setempat, yang mempunyai 
                hubungan langsung dengan kegiatan usaha yang fungsinya dapat dinikmati 
                oleh umum.

    2.  Untuk memperoleh fasilitas sebagaimana dimaksud pada angka II butir 1.a tentang 
        pembebasan Pajak Penghasilan Pasal 22 impor :

        a.  Wajib Pajak harus mengajukan permohonan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak 
            setempat disertai dengan :
            -   Surat Penunjukan pelaksana Proyek dari Badan Pengelola KAPET Buton, 
                Kolaka, dan Kendari;
            -   Daftar Barang Impor yang telah diketahui oleh Badan Pengelola KAPET 
                Buton, Kolaka, dan Kendari.

        b.  Kepala Kantor Pelayanan Pajak menerbitkan Surat Keterangan Bebas Pajak 
            Penghasilan Pasal 22 impor selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah 
            permohonan diterima lengkap.

        c.  Surat Keterangan Bebas Pajak Penghasilan Pasal 22 impor disampaikan kepada 
            Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai untuk dilaksanakan.

    3.  Untuk memperoleh fasilitas sebagaimana dimaksud pada angka II butir 1.c tentang 
        kompensasi kerugian selama 10 (sepuluh) tahun, Wajib Pajak harus mengajukan permohonan 
        tertulis kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak (sesuai Lampiran I.a) dengan melampirkan 
        Surat Penunjukan Pelaksana Proyek dari Badan Pengelola KAPET Buton, Kolaka, dan Kendari. 
        Kepala Kantor Pelayanan Pajak menerbitkan Surat Keputusan Persetujuan Kompensasi 
        Kerugian (sesuai Lampiran I.b) selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah permohonan 
        diterima lengkap.

    4.  Untuk memperoleh fasilitas sebagaimana dimaksud pada angka II butir 1.d tentang Pajak 
        Penghasilan Pasal 26 atas dividen sebesar 50% dari jumlah yang seharusnya dibayar, Wajib 
        Pajak harus mengajukan permohonan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak (sesuai 
        Lampiran II.a) disertai :
        a.  Surat Penunjukan Pelaksana Proyek dari Badan Pengelola KAPET Buton, Kolaka, dan 
            Kendari.
        b.  Daftar nama, alamat, jumlah dividen yang dibagikan, jumlah Pajak Penghasilan Pasal 
            26 yang terutang dan jumlah Pajak Penghasilan Pasal 26 setelah dikurangi 50% dari 
            penerima dividen.
        c.  Penjelasan dividen yang dibayarkan berasal dari sisa laba tahun pajak yang 
            berkenaan.

        Kepala Kantor Pelayanan Pajak menerbitkan Surat Keputusan Persetujuan Pengurangan PPh 
        Pasal 26 Atas Dividen (sesuai Lampiran II.b) selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah 
        permohonan diterima lengkap.

    5.  Untuk memperoleh fasilitas sebagaimana dimaksud pada angka II butir 1.e tentang 
        pengurangan sebagai biaya produksi, Wajib Pajak harus membuat daftar (sesuai Lampiran III) 
        yang dilampirkan dalam SPT Tahunan PPh tentang besarnya ;
        -   kenikmatan berupa natura yang diperoleh karyawan;
        -   biaya pembangunan dan pengembangan daerah setempat yang mempunyai hubungan 
            langsung dengan kegiatan usaha yang fungsinya dapat dinikmati oleh umum;

        yang dibebankan sebagai biaya perusahaan.

        Pemberian fasilitas ini tidak perlu dilakukan pemeriksaan ke lokasi seperti halnya pemberian 
        fasilitas sebagai daerah terpencil sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri Keuangan 
        Nomor : 633/KMK.04/1994 jo. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE-29/PJ.4/1995 
        tanggal 5 Juni 1995.

III.    PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

    1.  Pengusaha yang melakukan kegiatan usaha di dalam KAPET Buton, Kolaka, dan Kendari yang 
        telah mendapatkan ijin dari Badan Pengelola KAPET Buton, Kolaka, dan Kendari diberikan 
        fasilitas PPN dan atau PPnBM tidak dipungut atas :

        a.  Pembelian dalam negeri dan atau impor barang modal dan peralatan lain oleh 
            Pengusaha di KAPET Buton, Kolaka, dan Kendari, yang berhubungan langsung dengan 
            kegiatan produksi;

        b.  Impor Barang Kena Pajak berupa bahan baku dan atau bahan pembantu oleh 
            Pengusaha di KAPET Buton, Kolaka, dan Kendari untuk diolah lebih lanjut;

        c.  Penyerahan Barang Kena Pajak berupa bahan baku dan atau bahan pembantu oleh 
            Pengusaha di luar KAPET Buton, Kolaka, dan Kendari kepada Pengusaha di KAPET 
            Buton, Kolaka, dan Kendari untuk diolah lebih lanjut;

        d.  Penyerahan Barang Kena Pajak berupa bahan baku dan atau bahan pembantu untuk 
            diolah lebih lanjut, antar Pengusaha di KAPET Buton, Kolaka, dan Kendari atau oleh 
            Pengusaha di KAPET lain kepada Pengusaha di KAPET Buton, Kolaka, dan Kendari;

        e.  Penyerahan Barang Kena Pajak berupa bahan baku dan atau bahan pembantu untuk 
            diolah lebih lanjut, oleh Pengusaha di KAPET Buton, Kolaka, dan Kendari kepada 
            Pengusaha di Kawasan Berikat atau oleh Pengusaha di KAPET Buton, Kolaka, dan 
            Kendari kepada Pengusaha di Daerah Pabean Indonesia lainnya, dan hasil pekerjaan 
            tersebut diserahkan kembali ke KAPET Buton, Kolaka, dan Kendari;

        f.  Penyerahan Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha di luar KAPET Buton, Kolaka, dan 
            Kendari kepada atau antar Pengusaha di KAPET Buton, Kolaka, dan Kendari, 
            sepanjang Jasa Kena Pajak tersebut mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan 
            usaha yang dilakukan di KAPET Buton, Kolaka, dan Kendari;

        g.  Pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean maupun 
            dari dalam Daerah Pabean oleh Pengusaha di KAPET Buton, Kolaka, dan Kendari, 
            sepanjang Barang Kena Pajak Tidak Berwujud tersebut mempunyai hubungan 
            langsung dengan kegiatan usaha yang dilakukan di KAPET Buton, Kolaka, dan Kendari;

        h.  Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean oleh Pengusaha di KAPET 
            Buton, Kolaka, dan Kendari, sepanjang Jasa Kena Pajak tersebut mempunyai 
            hubungan langsung dengan kegiatan usaha yang dilakukan di KAPET Buton, Kolaka, 
            dan Kendari.

    2.  Untuk memperoleh fasilitas sebagaimana dimaksud pada angka III butir 1.a khusus impor 
        barang modal dan peralatan lain dan angka III butir 1.b :

        a.  Pengusaha harus mengajukan permohonan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak 
            setempat (sesuai Lampiran IV) dilampiri dengan :
            -   Surat Penunjukan Pelaksana Proyek dari Badan Pengelola KAPET Buton, 
                Kolaka, dan Kendari;
            -   Daftar Barang Impor yang telah diketahui oleh Badan Pengelola KAPET 
                Buton, Kolaka, dan Kendari;
            -   Dokumen Impor.

            Atas permohonan tersebut Kepala Kantor Pelayanan Pajak menerbitkan Surat 
            Keterangan PPN dan atau PPnBM Tidak Dipungut (sesuai Lampiran V.a) dalam jangka 
            waktu selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah permohonan diterima lengkap.

        b.  Surat Keterangan PPN dan atau PPnBM Tidak Dipungut disampaikan kepada Kepala 
            Kantor Pelayanan Bea dan Cukai untuk dilaksanakan.

            Tindasan Surat Keterangan tersebut pada angka III butir 2.a di atas, disampaikan 
            kepada Badan Pengelola KAPET Buton, Kolaka, dan Kendari, instansi lain yang terkait 
            dan Menteri Negara Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (dalam hal 
            Pemohon adalah perusahaan dalam rangka PMA/PMDN).

        c.  Setelah menerima Surat Keterangan PPN dan atau PPnBM Tidak Dipungut dari Kepala 
            Kantor Pelayanan Pajak, Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai membubuhkan 
            cap : "PPN dan atau PPnBM Tidak Dipungut eks. Keputusan Presiden Nomor 168 Tahun 
            1998" dengan mencantumkan nomor dan tanggal Surat Keterangan PPN dan atau 
            PPnBM Tidak Dipungut tersebut pada dokumen Pemberitahuan Impor Barang (PIB) 
            dan Formulir Bukti Pungutan Pajak atas Impor.

        d.  Selanjutnya PIB, Surat Setoran Pajak atau Bukti Pungutan Pajak atas Impor 
            diserahkan kepada importir, sedangkan tembusannya yaitu Surat Setoran Pajak 
            lembar ke-2 dan ke-3, Bukti Pungutan Pajak atas Impor lembar ke-2 dan fotokopi 
            PIB disampaikan kepada Kantor Pelayanan Pajak di tempat kedudukan Bank Devisa/
            Kantor Pelayanan Bea dan Cukai yang bersangkutan pada setiap akhir bulan, paling 
            lambat tanggal 5 bulan berikutnya.

    3.  Untuk memperoleh fasilitas sebagaimana dimaksud pada angka III butir 1.a khusus pembelian 
        dalam negeri atas barang modal dan peralatan lain, angka III butir 1.c, 1.d, 1.e, 1.f, 1.g, dan 
        1.h :

        a.  Pengusaha harus mengajukan permohonan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak 
            setempat (sesuai Lampiran IV), dilampiri dengan :
            -   Surat Penunjukan Pelaksana Proyek dari Badan Pengelola KAPET Buton, 
                Kolaka, dan Kendari;
            -   Daftar Barang dan Jasa yang dibeli/diperoleh yang telah diketahui oleh Badan 
                Pengelola KAPET Buton, Kolaka, dan Kendari;
            -   Dokumen kontrak yang bersangkutan.

        b.  Atas permohonan tersebut Kepala Kantor Pelayanan Pajak menerbitkan Surat 
            Keterangan PPN dan atau PPnBM Tidak Dipungut (sesuai Lampiran V.b) dalam jangka 
            waktu selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah permohonan diterima lengkap.

        c.  Pengusaha Kena Pajak yang menyerahkan barang modal dan peralatan lain, dan atau 
            Barang Kena Pajak/Jasa Kena Pajak kepada Pengusaha di KAPET Buton, Kolaka, dan 
            Kendari menerbitkan Faktur Pajak sekurang-kurangnya dalam rangkap 3 (tiga) yang 
            diperuntukkan sebagai berikut :
            -   Lembar ke-1 untuk PKP Pembeli;
            -   Lembar ke-2 untuk KPP dimana PKP Penjual terdaftar sebagai lampiran SPT 
                Masa PPN;
            -   Lembar ke-3 untuk Arsip Penjual;

            dan harus membubuhkan cap seperti pada contoh dibawah ini :
            ______________________________________________

                "PPN dan atau PPnBM Tidak Dipungut
                eks. Keputusan Presiden Nomor 168 Tahun 1998"
            Surat Keterangan PPN dan atau PPnBM Tidak Dipungut
            Nomor       :   .........................
            Tanggal     :   ..........................
            ______________________________________________

            Pembubuhan cap dilakukan oleh PKP Penjual setelah menerima Surat Keterangan PPN 
            dan atau PPnBM Tidak Dipungut dari Kantor Pelayanan Pajak melalui pembeli.

        d.  Atas pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud/pemanfaatan Jasa Kena Pajak 
            dari luar Daerah Pabean, maka Pengusaha wajib membuat SSP PPN/PPnBM yang 
            terutang dibubuhi cap (sesuai angka III butir 3.c).

    4.  Kantor Pelayanan Pajak yang menerima dokumen/laporan baik dari Bank Devisa/Kantor 
        Pelayanan Bea dan Cukai maupun dari PKP Penjual sebagaimana dimaksud pada angka III 
        butir 2.d., 3.c., dan 3.d. di atas, selanjutnya mencatat pada "Daftar Pembelian Dalam Negeri 
        Dan Atau Impor Barang Modal Dan Peralatan Lain, Impor Barang Kena Pajak, Penyerahan 
        Barang Kena Pajak/Jasa Kena Pajak Atau Pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud/
        Jasa Kena Pajak Dari Luar Daerah Pabean Yang Tidak Dipungut PPN Dan Atau PPnBM" dan 
        melaporkan ke Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak atasannya secara bulanan paling 
        lambat tanggal 20 pada bulan berikutnya (sesuai Lampiran VI).

    5.  Atas penyerahan Barang Kena Pajak/Jasa Kena Pajak yang dilakukan oleh Pengusaha yang 
        memperoleh fasilitas di KAPET Buton, Kolaka, dan Kendari terutang PPN dan atau PPnBM 
        sesuai dengan ketentuan yang berlaku, kecuali penyerahan kepada Pengusaha sebagaimana 
        dimaksud pada angka III butir 1.e. dan 1.f.

Demikian untuk disebarluaskan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.




DIREKTUR JENDERAL

ttd

A. ANSHARI RITONGA
peraturan/sedp/03pj.321999.txt · Last modified: 2023/02/05 05:53 by 127.0.0.1