User Tools

Site Tools


peraturan:sdp:951pj.532005
                          DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
                       DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
___________________________________________________________________________________________
                                              9 November 2005

                           SURAT DIREKTUR JENDERAL PAJAK
                         NOMOR S - 951/PJ.53/2005

                             TENTANG

              MOHON DISPENSASI UNTUK TIDAK DIKENAKAN PPN

                        DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Sehubungan dengan surat Saudara Nomor XXX tanggal XXX perihal Mohon Dispensasi Untuk Tidak Dikenakan 
PPN, dengan ini diberitahukan hal-hal sebagai berikut :
1.  Dalam surat Saudara berserta lampirannya dikemukakan bahwa : 
    a.  Dalam rangka meningkatkan produktivitas pegawai di lingkungan Departemen Perindustrian, 
        maka kepada para pegawai diberikan makan siang pada setiap hari senin sampai dengan 
        jumat seharga Rp. 2.500,- orang, untuk kelancaran pelaksanaannya ditunjuk koperasi 
        Surianita, Koperasi di lingkungan Dharma Wanita Departemen Perindustrian.
    b.  Lampiran berupa surat Sekretriat Jenderal Departemen Perindustrian R.I Nomor XXX tanggal 
        XXX hal Mohon Dispensasi Untuk Tidak Dikenakan PPN yang merupakan lampiran dari Surat 
        Saudara, dinyatakan bahwa biaya atas penyediaan makan siang karyawan Departemen 
        Perindustrian tersebut dibayar melalui DIPA Sekretariat Jenderal Kantor Pusat yang rata-rata
        pembayaran per bulannya adalah +/- 115 juta rupiah.
    c.  Sehubungan dengan hal tersebut diatas, Saudara mohon dapat diberikan dispensasi untuk 
        tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai atas penyerahan jasa katering tersebut dengan 
        pertimbangan sebagai berikut :
        -   Koperasi tidak mencari keuntungan;
        -   Membantu anggota koperasi yang antara lain terdiri dari Warakawuri dan isteri
            pensiunan karyawan Departemen Perindustrian;
        -   Jumlahnya cukup banyak +/- 2300 box per hari dan harganya sangat murah 
            (Rp. 2.500,-) belum dipotong PPh, sehingga banyak pihak yang tidak sanggup 
            menanganinya;
        -   Terjamin dari segi keamanan mengingat yang dilayani adalah keluarga besar 
            Departemen Perindustrian.

2.  Undang-Undang Nomor 8 TAHUN 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak 
    Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
    Undang Nomor 18 TAHUN 2000, antara lain mengatur :
    a.  Pasal 1 angka 5, Jasa adalah setiap kegiatan pelayanan berdasarkan suatu perikatan atau 
        perbuatan hukum yang menyebabkan suatu barang atau fasilitas atau kemudahan atau hak 
        tersedia untuk dipakai, termasuk jasa yang dilakukan untuk menghasilkan barang karena 
        pesanan atau permintaan dengan bahan dan atas petunjuk dari pemesan.
    b.  Pasal 1 angka 6, Jasa Kena Pajak adalah jasa sebagaimana dimaksud dalam angka 5 yang 
        dikenakan pajak berdasarkan Undang-Undang ini.
    c.  Pasal 1 angka 15, Pengusaha Kena Pajak adalah Pengusaha sebagaimana dimaksud dalam 
        angka 13 yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor 
        barang, mengekespor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak 
        berwujud dari luar Daerah Pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar 
        Derah Pabean.
    d.  pasal 3A ayat (1), Pengusaha yang melakukan penyerahan sebagaimana dimaksud dalam 
        pasal 4 huruf a, huruf c, atau huruf f, wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai 
        Pengusaha Kena Pajak, dan wajib memungut, menyetor, dan melaporkan Pajak Pertambahan
        Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang terutang.

3.  Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 144 TAHUN 2000 Tentang Jenis Barang dan Jasa yang tidak 
    dikenakan Pajak Pertambahan Nilai menyatakan bahwa Makanan dan minuman yang disajikan di 
    hotel, restoran, rumah makan, warung, dan sejenisnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf c 
    meliputi makanan dan minuman baik yang dikonsumsi ditempat maupun tidak, tidak termasuk 
    makanan dan minuman yang diserahkan oleh usaha jasa boga atau katering.

4.  Keputusan Menteri Keuangan Nomor 418/KMK.03/2003 Tentang Pajak Pertambahan Nilai atas 
    Penyerahan Jasa Boga atau Katering, antara lain mengatur sebagai berikut :
    a.  Pasal 1 angka 1, Jasa Boga atau Katering adalah penyediaan makanan dan atau minuman 
        lengkap dengan atau tanpa peralatan dan petugasnya, untuk keperluan tertentu berdasarkan 
        kontrak atau perjanjian tertulis atau tidak tertulis.
    b.  Pasal 1 angka 2 huruf d, Keperluan tertentu antara lain adalah makan karyawan pada instansi
        pemerintah atau badan usaha pemerintah, perusahaan swasta maupun perusahaan 
        perseorangan.
    c.  Pasal 2 ayat (1), Penyerahan jasa boga atau katering oleh Pengusaha jasa boga atau katering
        merupakan penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenakan Pajak Pertambahan Nilai.

5.  Keputusan Menteri Keuangan Nomor 552/KMK.03/2000 tentang Batasan Pengusaha Kecil Pajak 
    Pertambahan Nilai sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 
    571/KMK.03/2003, diatur bahwa Pengusaha Kecil adalah Pengusaha yang selama satu tahun buku 
    melakukan Penyerahan Barang Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak dengan jumlah peredaran bruto
    tidak lebih dari Rp. 600.000.000,- (enam ratus juta rupiah).

6.  Keputusan Menteri Keuangan Nomor 563/KMK.03/2003 tentang Penunjukan Bendaharawan Pemerintah
    dan Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara Untuk Memungut, Menyetor, dan Melaporkan Pajak 
    Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah Beserta Tata Cara Pemungutan, 
    Penyetoran, dan Pelaporannya, antara lain mengatur :
    a.  Pasal 1 angka 1, Bendaharawan Pemerintah adalah Bendaharawan atau Pejabat yang 
        melakukan pembayaran yang dananya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
        atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yang terdiri dari Bendaharawan Pemerintah 
        Pusat dan daerah baik propinsi, Kabupaten, atau Kota.
    b.  Pasal 2 ayat (1), Bendaharawan Pemerintah dan Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara 
        ditetapkan sebagai pemungut Pajak Pertambahan Nilai.
    c.  Pasal 2 ayat (2), Pemungut Pajak Pertambahan Nilai sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) 
        yang melakukan pembayaran atas penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak 
        oleh Pengusaha Kena Pajak Rekanan Pemerintah atas nama Pengusaha Kena Pajak Rekanan 
        Pemerintah, wajib memungut, menyetor, dan melaporkan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak 
        Penjualan atas Barang Mewah yang terutang.

7.  Berdasarkan ketentuan pada angka 3 sampai dengan angka 6 serta dengan memperhatikan isi surat 
    Saudara pada angka 1 dan lampiran dari surat Saudara pada angka 2, dengan ini ditegaskan bahwa :
    a.  Penyediaan makanan dan minuman yang dilakukan oleh Koperasi Surianita untuk makan 
        karyawan Departemen Perindustrian berdasarkan perjanjian tertulis maupun tidak tertulis 
        termasuk kriteria dari Jasa Boga atau Katering yang atas penyerahan Jasa Boga atau Katering
        dikenakan Pajak Pertambahan Nilai.
    b.  Karena peredaran bruto selama satu tahun buku dengan asumsi +/- Rp. 115.000.000,- 
        perbulan atas kegiatan penyerahan jasa boga atau katering yang dilakukan oleh Koperasi 
        Surianita telah melebihi batasan pengusaha kecil maka Koperasi Surianita wajib melaporkan 
        usahanya untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak.
    c.  Mengingat dana untuk keperluan pembayaran katering adalah berasal dari DIPA (APBN/APBD)
        maka Bendaharawan Pemerintah yang melakukan pembayaran tersebut wajib memungut, 
        menyetor dan melaporkan Pajak Pertambahan Nilai yang terutang.
    d.  Dengan sangat menyesal permohonan Saudara untuk tidak dikenakan Pajak Pertambahan 
        Nilai atas penyerahan Jasa Boga atau Katering tidak dapat kami kabulkan.

Demikian disampaikan untuk dimaklumi.




a.n. Direktur Jenderal Pajak 
Direktur PPN dan PTLL,

ttd.

A. Sjarifuddin Alsah
NIP 060044664

Tembusan :
1.  Direktur Jenderal Pajak;
2.  Direktur Peraturan Perpajakan;
3.  Sekretariat Jenderal Departemen Perindustrian.
peraturan/sdp/951pj.532005.txt · Last modified: 2023/02/05 06:19 by 127.0.0.1