peraturan:0tkbpera:ddcb155487b88aaa80aed158006bdbdf
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
___________________________________________________________________________________________
8 Desember 1999
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
NOMOR SE - 54/PJ.42/1999
TENTANG
PERUBAHAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-16/PJ.43/1997 TANGGAL
27 NOPEMBER 1997 TENTANG PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN TERHADAP SELISIH KURS VALUTA ASING
DALAM TAHUN 1997
DIREKTUR JENDERAL PAJAK,
Sehubungan dengan berfluktuasinya nilai kurs Rupiah terhadap valuta asing khususnya US$ yang terjadi sejak
tahun 1997, sehingga menimbulkan kerugian atau keuntungan luar biasa bagi Wajib Pajak yang mempunyai
hutang-piutang dalam valuta asing dalam jumlah yang besar, maka untuk mengurangi dampak pembebanan
rugi atau laba selisih kurs pada rugi laba fiskal dipandang perlu dilakukan perubahan Surat Edaran Direktur
Jenderal Pajak Nomor SE-16/PJ.43/1997 tanggal 27 Nopember 1997tentang Perlakuan Pajak Penghasilan
Terhadap Selisih Kurs Valuta Asing Dalam Tahun 1997 sebagai berikut :
1. Ketentuan butir 2 diubah sehingga menjadi berbunyi sebagai berikut :
2.a. Wajib Pajak yang menggunakan sistem pembukuan berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia
atau kurs sebenarnya berlaku pada akhir tahun dapat membebankan seluruh kerugian selisih
kurs tahun 1997 baik yang telah direalisir maupun yang belum direalisir ke dalam tahun pajak
1997 atau dialokasikan/diamortisasikan dalam jangka waktu selama-lamanya 5 (lima) tahun
sejak tahun pajak 1997 secara taat asas.
2.b. Bagi Wajib Pajak yang telah memberitahukan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat
Wajib Pajak terdaftar untuk memilih melakukan amortisasi pembebanan kerugian selisih kurs
tahun pajak 1997 dalam jangka waktu 5 (lima) tahun, dapat memperhitungkan seluruh sisa
kerugian selisih kurs tahun pajak 1997 yang merupakan beban amortisasi tahun pajak 1998
dan tahun-tahun pajak berikutnya secara sekaligus dengan keuntungan selisih kurs tahun
pajak 1998. Dalam hal setelah perhitungan tersebut masih terdapat sisa kerugian selisih kurs
tahun pajak 1997, maka sisa kerugian tersebut tetap harus diamortisasi dalam jangka waktu
sisa masa pembebanan amortisasi terhitung sejak tahun pajak 1998.
2.c. Mekanisme perhitungan dimaksud pada butir 2.b. di atas dapat dilakukan melalui pembetulan
Surat Pemberitahuan Tahunan PPh Badan tahun pajak 1998, atau penerbitan ketetapan pajak,
atau peninjauan kembali ketetapan pajak sesuai ketentuan yang berlaku. Untuk
pelaksanaannya, Wajib Pajak harus menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada Kepala
Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar.
Contoh :
Tahun Pajak 1997
- Kerugian selisih kurs 1997 Rp. 1.000.000.000,-
- Amortisasi selama lima tahun @ Rp. 200.000.000,- (20%pertahun)
----------------------
- Sisa kerugian selisih kurs yang belum
diamortisasi Rp. 800.000.000,-
Tahun Pajak 1998
a) Apabila keuntungan selisih kurs lebih besar dari sisa kerugian selisih kurs
- Keuntungan selisih kurs Rp. 900.000.000,-
- Sisa kerugian selisih kurs tahun 1997 Rp. 800.000.000,-
yang belum diamortisasi ---------------------
- Keuntungan selisih kurs Rp. 100.000.000,-
(digunggungkan dengan penghasilan neto tahun 1998)
b) Apabila keuntungan selisih kurs lebih kecil dari sisa kerugian selisih kurs
- Keuntungan selisih kurs Rp. 650.000.000,-
- Sisa Kerugian selisih kurs tahun 1997 Rp. 800.000.000,-
yang belum diamortisasi ---------------------
- Sisa Kerugian selisih kurs tahun 1997 Rp. 150.000.000,-
yang masih harus diamortisasi mulai tahun 1998
- Amortisasi sisa kerugian selisih kurs tahun 1997 mulai tahun pajak 1998
Rp. 150.000.000,-
-------------------- = Rp. 37.500.000,-/tahun
4
2. Hal-hal lain sebagaimana ditegaskan dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor
SE-16/PJ.43/1997 tanggal 27 Nopember 1999 sepanjang tidak bertentangan dengan Surat Edaran ini,
tetap berlaku sebagaimana mestinya.
Demikian untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
DIREKTUR JENDERAL PAJAK
ttd
A. ANSHARI RITONGA
peraturan/0tkbpera/ddcb155487b88aaa80aed158006bdbdf.txt · Last modified: by 127.0.0.1