peraturan:0tkbpera:6ea3f1874b188558fafbab78e8c3a968
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
___________________________________________________________________________________________
01 Juli 2002
SURAT DIREKTUR JENDERAL PAJAK
NOMOR S - 644/PJ.53/2002
TENTANG
UJI PETIK BENDA METERAI
DIREKTUR JENDERAL PAJAK,
Sehubungan dengan surat Saudara Nomor : ......... tanggal 19 September 2001 hal sebagaimana tersebut
pada pokok surat dan berdasarkan penelitian kami tanggal 25 September 2001 tentang laporan hasil uji petik
penjualan Benda Meterai Tahun Anggaran 1999 pada Kantor Cabang BRI Jakarta Warung Buncit dan Kantor
Cabang BRI Jakarta Kebayoran Baru, dengan ini disampaikan hal-hal sebagai berikut :
1. Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Warung Buncit :
1.1. Terdapat penyetoran uang hasil penjualan Benda Meterai yang tidak tepat waktu (tidak
pada hari penjualan) hal ini dapat dilihat dari tidak adanya bukti telah melapor atas
penjualan Benda Meterai yaitu Surat Setoran Pajak lembar ke-3 pada yang bersangkutan.
1.2. Terdapat penyetoran uang hasil penjualan Benda Meterai pada suatu bulan yang nilainya
tidak sesuai dengan nilai yang terdapat dalam. Perincian Penjualan Benda Meterai (PPBM)
pada bulan yang sama, namun nilai tersebut disetorkan pada bulan berikutnya sehingga
jumlah total tetap sama.
1.3. Untuk bulan November sampai dengan Desember tahun 1999 diketahui terdapat bukti
pembayaran yaitu Surat Setoran Pajak lembar ke-3, namun dalam perincian penjualan
Benda Meterai jumlah Benda Meterai yang terjual tidak dibuatkan di dalam laporan tersebut.
2. Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Kebayoran Baru ÂÂÂ
2.1. Ditemukan bahwa hasil penjualan Benda Meterai yang disetorkan ke Kas Negara tidak
dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak setiap harinya, hal ini dapat dilihat dari tidak adanya
bukti telah melaporkan dari hasil penjualan Benda Meterai yaitu Surat Setoran Pajak lembar
ke-3 pada yang bersangkutan.
2.2. Untuk penjualan Benda Meterai bulan Januari sampai dengan Juni tahun 1999 bukti laporan
yaitu Surat Setoran Pajak lembar ke-3 tidak ada.
2.3. Terdapat penyetoran uang hasil penjualan Benda Meterai pada suatu bulan yang nilainya
tidak sesuai dengan nilai yang terdapat dalam Perincian Penjualan Benda Meterai (PPBM)
pada bulan yang sama.
2.4. Untuk bulan November sampai dengan Desember tahun 1999 diketahui terdapat bukti
pembayaran yaitu, Surat Setoran Pajak lembar ke-3, namun dalam perincian penjualan
Benda Meterai jumlah Benda Meterai yang terjual tidak dibuatkan di dalam laporan tersebut.
3. Berdasarkan Pejanjian Kejasama Antara Direktorat Jenderal Pajak Dengan PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tentang Penjualan Benda Meterai Nomor : PER - 81/PJ/1997
-----------------------------------
Nomor : B.222-DIR/MPP/05/97
tanggal 19 Mei 1997 diatur bahwa :
3.1. Pasal 1 ayat (3) menyatakan hasil penjualan Benda Meterai setiap hari disetor sepenuhnya
ke rekenirig Giro atas nama Kas Negara Cq. Kepala Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah
kerjanya meliputi tempat kedudukan unit Kerja pihak Kedua, kecuali hasil penjualan yang
dilakukan oleh BRI Unit dan Pos Pelayanan Desa (PPD) disetor paling lambat setiap 7 (tujuh)
hari kerja sekali.
3.2. Pasal 4 ayat (1) menyatakan tiap bulan Kantor Cabang pihak Kedua melaporkan jumlah
penjualan Benda Meterai dan saldo Benda Meterai yang masih tersedia kepada Kantor
Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat kedudukan unit kerja Kantor
Cabang pihak Kedua.
3.3. Pasal 4 ayat (2) menyatakan tiap bulan Kantor Pusat Pihak Kedua melaporkan jumlah
penjualan Benda Meterai yang berhasil dijual dan uang hasil penjualannya telah disetor ke
rekening Kas Negara oleh seluruh Kantor Cabang Pihak Kedua dan saldo Benda Meterai
yang masih tersedia kepada Kantor Pusat Pihak Pertarna yang sekaligus berfungsi sebagai
tagihan pembayaran provisi.
3.4. Pasal 10 ayat (1) menyatakan Perjanjian Kerjasama ini batal apabila Pihak Kedua tidak
melaksanakan kewajiban sebagaimana ditentukan pada Pasal 1 butir 1 dan 3 Perjanjian ini. ÂÂÂ
3.5. Pasal 10 ayat (2) menyatakan pembatalan atau perubahan sebagian atau seluruh pasal dari
Perjanjian Kerjasama ini hanya dapat dilakukan dan dianggap sah setelah ada persetujuan
dari kedua belah pihak, atau setidaknya 6 (enam) bulan setelah Perjanjian ini berakhir tetapi
belum dapat diadakan persetujuan Perjanjian yang baru.
4. Berdasarkan uraian tersebut diatas,dengan ini kami sampaikan bahwa: ÂÂÂ
4.1. Dengan tidak menyetor uang hasil penjualan Benda Meterai ke Kas Negara setiap hari,
PT Bank BRI (Persero) tidak melaksanakan Pasal 1 ayat (3). Perjanjian Kerjasama antara
Direktorat Jenderal Pajak dengan PT Bank BRI (Persero) tentang penjualan Benda Meterai.
4.2. Sesuai ketentuan Pasal 10 ayat (1) Perjanjian Kerjasama dapat dinyatakan batal, apabila
PT Bank BRI (Persero) tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana tersebut di atas.
4.3. Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas; kami meminta penjelasan Saudara mengenai
keterlambatan penyetoran uang hasil penjualan Benda Meterai ke Kas Negara.
Demikian untuk dimaklumi.
A.n. Direktur JenderalÂÂÂ
Direktur PPN dan PTLL,
ttd.
I Made Gde Erata
NIP.060044249
Tembusan:
1. Direktur Jenderal Pajak;
2. Direktur Peraturan Perpajakan.
peraturan/0tkbpera/6ea3f1874b188558fafbab78e8c3a968.txt · Last modified: by 127.0.0.1