peraturan:0tkbpera:5fd7cbbc45010f147c06926c44aff0b7
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK ___________________________________________________________________________________________ 1 September 2004 SURAT DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR S - 782/PJ.52/2004 TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS IMPOR MATRAS WUSHU DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Sehubungan dengan surat Saudara kepada Menteri Keuangan R.I. Nomor : 1702/UMM/VII/2004 tanggal 7 Juli 2004 perihal Permohonan Pembebasan Bea Masuk dan Pajak Lainnya yang tembusannya telah kami terima, dapat kami jelaskan sebagai berikut : 1. Saudara menginformasikan bahwa KONI Provinsi jawa Tengah telah mengimpor matras wushu dari China. Mengingat matras tersebut akan digunakan oleh KONI Provinsi Jawa Tengah dalam rangka meningkatkan prestasi para atlet wushu untuk menghadapi PON XVI-2004 di Palembang-Sumatera Selatan dan tidak diperjualbelikan, Saudara mengajukan permohonan pembebasan Bea Masuk dan Pajak Lainnya kepada Menteri Keuangan. 2. Pasal 4 huruf b Undang-undang Nomor 8 TAHUN 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 18 TAHUN 2000 mengatur bahwa Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas impor Barang Kena Pajak. Memori penjelasan Pasal 4 huruf b kalimat kedua menyebutkan bahwa berbeda dengan penyerahan Barang Kena Pajak tersebut pada huruf a, maka siapapun yang memasukkan Barang Kena Pajak dalam rangka kegiatan usaha atau pekerjaannya atau tidak tetap dikenakan Pajak. 3. Pasal 2 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 231/KMK.03/2001 tanggal 30 April 2001 tentang Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak atas Penjualan Barang Mewah atas Impor Barang Kena Pajak yang Dibebaskan dari Pungutan Bea Masuk mengatur sebagai berikut : 3.1. Ayat (1), atas impor Barang Kena Pajak yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk tetap dipungut Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah berdasarkan ketentuan perundang-undangan perpajakan yang berlaku; 3.2. Ayat (2), menyimpang dari ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), atas impor sebagian Barang Kena Pajak yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk, tidak dipungut Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah. 3.3. Ayat (1), Barang Kena Pajak yang dibebaskan dari Pungutan Bea Masuk sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) adalah : a. barang perwakilan negara asing beserta para pejabatnya yang bertugas di Indonesia berdasarkan azas timbal balik; b. barang untuk keperluan badan internasional yang diakui dan terdaftar pada Pemerintah Indonesia beserta pejabatnya yang bertugas di Indonesia dan tidak memegang paspor Indonesia; c. barang kiriman hadiah untuk keperluan ibadah umum, amal, sosial, atau kebudayaan; d. barang untuk keperluan musium, kebun binatang, dan tempat lain semacam itu yang terbuka untuk umum; e. barang untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan; f. barang untuk keperluan khusus kaum tunanetra dan penyandang cacat lainnya; g. peti atau kemasan lain yang berisi jenazah atau abu jenazah; h. barang pindahan Tenaga Kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri, mahasiswa yang belajar di luar negeri, Pegawai Negeri Sipil, anggota Tentara Nasional Indonesia, atau anggota Kepolisian Republik Indonesia yang bertugas di luar negeri sekurang- kurangnya selama satu (satu) tahun, sepanjang barang tersebut tidak untuk diperdagangkan dan dapat rekomendasi dari Perwakilan Republik Indonesia setempat; i. barang pribadi penumpang, awak sarana pengangkut, pelintas batas, dan barang kiriman sampai batas jumlah tertentu sesuai dengan perundang-undangan Pabean; j. barang yang diimpor oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah daerah yang ditujukan untuk kepentingan umum; k. perlengkapan militer termasuk suku cadang yang diperuntukkan bagi keperluan pertahanan dan keamanan negara. 4. Berdasarkan ketentuan-ketentuan sebagaimana disebutkan dalam butir 2 dan 3 bersama ini diberitahukan bahwa atas impor matras wushu yang akan digunakan sebagaimana dalam butir 1 tetap terutang PPN mengingat atas impor tersebut tidak termasuk yang mendapatkan fasilitas PPN tidak dipungut. Demikian untuk dimaklumi. a.n. Direktur Jenderal, Direktur PPN dan PTLL, ttd. A. Sjarifuddin Alsah NIP 060044664 Tembusan : 1. Menteri Keuangan; 2. Dirjen Bea dan Cukai; 3. Direktur Peraturan Perpajakan.
peraturan/0tkbpera/5fd7cbbc45010f147c06926c44aff0b7.txt · Last modified: 2023/02/05 05:58 (external edit)