peraturan:0tkbpera:1d2a48c55f6f10010887cc7d849469a1
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK ___________________________________________________________________________________________ 9 Juni 2003 SURAT DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR S - 372/PJ.341/2003 TENTANG KETENTUAN PERPAJAKAN ATAS OPERASI ISLAMIC DEVELOPMENT BANK DI INDONESIA DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Sehubungan dengan Surat Saudara Nomor XXX tanggal 7 Mei 2003 perihal di atas, dengan ini kami sampaikan hal-hal sebagai berikut: 1. Dalam Surat tersebut disampaikan Surat Presiden IDB kepada Menteri Keuangan RI yang antara lain memuat hal-hal berikut: a. Presiden IDB menginformasikan bahwa Islamic Development Bank (IDB) bermaksud lebih mengintensifkan aktivitasnya di Indonesia, khususnya untuk sektor swasta. b. Dalam aktivitasnya tersebut IDB mengalami kesulitan pada saat penandatanganan perjanjian sewa dengan calon nasabah, yaitu berkaitan dengan adanya kewajiban pemotongan pajak berdasarkan ketentuan pajak yang berlaku. c. Disampaikan juga bahwa berdasarkan Pasal 59 Perjanjian Pendirian IDB yang telah ditandatangani oleh Pemerintah Indonesia pada tanggal 12 Agustus 1974 dan diratifikasi dengan Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 1975 tanggal 17 Maret 1975, seluruh operasi IDB di Indonesia dibebaskan dari pengenaan pajak. Untuk itu Presiden IDB mengharapkan agar Direktorat Jenderal Pajak membebaskan seluruh operasi IDB di Indonesia dari kewajiban pajak termasuk withholding tax. 2. Sebagaimana diketahui bahwa Pemerintah Indonesia telah meratifikasi "Agreement Establishing Islamic Development Bank" melalui Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 1975 tanggal 17 Maret 1975. 3. Berdasarkan Pasal 59 ayat (1) Agreement tersebut pada poin 2 diatur bahwa "The Bank, its assets, property, income and its operations and transactions shall be exempt from all taxation and from all customs duties. The Bank shall also be exempt from any obligation for the payment withholding or collection of any tax or duties." 4. Berdasarkan Pasal 3 Undang-undang Nomor 7 TAHUN 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 17 TAHUN 2000 di atur bahwa tidak termasuk subyek pajak antara lain organisasi internasional yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan dengan syarat: a. Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut; b tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia selain pemberian pinjaman kepada pemerintah yang dananya berasal dari iuran para anggota. 5. Berdasarkan Lampiran Keputusan Menteri Keuangan Nomor 574/KMK.04/2000 tentang Organisasi- organisasi Internasional yang tidak termasuk sebagai Subyek Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 230/KMK.03/2001, tidak termasuk subyek pajak adalah Islamic Development Bank. 6. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, pada hemat kami Islamic Development Bank bukan merupakan subyek pajak penghasilan. 7. Perlu ditambahkan bahwa fasilitas bea cukai sebagaimana termuat dalam Pasal 59 ayat (1) draft Agreement Establishing Islamic Development Bank adalah bukan merupakan wewenang Direktorat Jenderal Pajak dan untuk itu agar dikonsultasikan dengan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Demikian untuk dimaklumi. DIREKTUR JENDERAL ttd HADI POERNOMO
peraturan/0tkbpera/1d2a48c55f6f10010887cc7d849469a1.txt · Last modified: (external edit)