PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
NOMOR PER - 36/PJ/2009
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
NOMOR PER-15/PJ/2009 TENTANG TEMPAT PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
TERUTANG BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK YANG DIKUKUHKAN PADA
KANTOR PELAYANAN PAJAK WAJIB PAJAK BESAR
ATAU KANTOR PELAYANAN PAJAK MADYA
DIREKTUR JENDERAL PAJAK,
Menimbang:
Mengingat:
MEMUTUSKAN :
Menetapkan:
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-15/PJ/2009 TENTANG TEMPAT PAJAK PERTAMBAHAN NILAI TERUTANG BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK YANG DIKUKUHKAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK WAJIB PAJAK BESAR ATAU KANTOR PELAYANAN PAJAK MADYA.
Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-15/PJ/2009 tentang Tempat Pajak Pertambahan Nilai Terutang bagi Pengusaha Kena Pajak yang Dikukuhkan pada Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar atau Kantor Pelayanan Pajak Madya diubah sebagai berikut:
1. | Ketentuan Pasal 1 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 1 Dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini, yang dimaksud dengan: - Kantor Pelayanan Pajak, yang selanjutnya disebut KPP, adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah. - Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar, yang selanjutnya di sebut KPP Wajib Pajak Besar, adalah: - Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar satu; - Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua; - Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Orang Pribadi; atau - Kantor Pelayanan Pajak Badan Usaha Milik Negara; <HTML><ol start=“3” style=“list-style-type: decimal;”></HTML> <HTML><li></HTML>Kantor Pelayanan Pajak Madya, yang selanjutnya disebut KPP Madya, adalah:<HTML></li></HTML><HTML></ol></HTML> - Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing Satu; - Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing Dua; - Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing Tiga; - Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing Empat; - Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing Lima; - Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing Enam; - Kantor Pelayanan Pajak Badan dan Orang Asing Satu; - Kantor Pelayanan Pajak Badan dan Orang Asing Dua; - Kantor Pelayanan Pajak Perusahaan Masuk Bursa; - Kantor Pelayanan Pajak Madya Medan; - Kantor Pelayanan Pajak Madya Batam; - Kantor Pelayanan Pajak Madya Pekanbaru; - Kantor Pelayanan Pajak Madya Palembang; - Kantor Pelayanan Pajak Madya Jakarta Pusat; - Kantor Pelayanan Pajak Madya Jakarta Barat; - Kantor Pelayanan Pajak Madya Jakarta Selatan; - Kantor Pelayanan Pajak Madya Jakarta Timur; - Kantor Pelayanan Pajak Madya Jakarta Utara; - Kantor Pelayanan Pajak Madya Tangerang; - Kantor Pelayanan Pajak Madya Bandung; - Kantor Pelayanan Pajak Madya Bekasi; - Kantor Pelayanan Pajak Madya Semarang; - Kantor Pelayanan Pajak Madya Surabaya; - Kantor Pelayanan Pajak Madya Sidoarjo; - Kantor Pelayanan Pajak Madya Malang; - Kantor Pelayanan Pajak Madya Balikpapan; - Kantor Pelayanan Pajak Madya Makassar; atau - Kantor Pelayanan Pajak Madya Denpasar. <HTML><ol start=“4” style=“list-style-type: decimal;”></HTML> <HTML><li></HTML>Kantor Pelayanan Pajak Baru, yang selanjutnya disebut KPP Baru, adalah KPP Wajib Pajak Besar atau KPP Madya.<HTML></li></HTML> <HTML><li></HTML>Kantor Pelayanan Pajak Lama, yang selanjutnya disebut KPP Lama, adalah Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar dan dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, sebelum dipindahkan ke KPP Baru.<HTML></li></HTML> <HTML><li></HTML>Pajak Pertambahan Nilai adalah Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa atau Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.<HTML></li></HTML> <HTML><li></HTML>Wajib Pajak adalah Wajib Pajak yang berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak dipindahkan tempat terdaftar dan tempat pelaporan kegiatan usahanya ke KPP Baru.<HTML></li></HTML> <HTML><li></HTML>Pengusaha Kena Pajak adalah Wajib Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya.<HTML></li></HTML> <HTML><li></HTML>Wajib Pajak Berstatus Pusat adalah Wajib Pajak yang terdaftar di KPP Baru dan memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak dengan kode 3 (tiga) digit terakhirnya adalah 000.<HTML></li></HTML> <HTML><li></HTML>Wajib Pajak Berstatus Cabang adalah Wajib Pajak yang terdaftar di KPP Baru dan memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak dengan kode 3 (tiga) digit terakhirnya adalah 000.<HTML></li></HTML> <HTML><li></HTML>Tempat Pajak Pertambahan Nilai Terutang adalah tempat kedudukan dan/atau tempat kegiatan usaha dimana Pengusaha Kena Pajak melakukan penyerahan Barang Kena Pajak, penyerahan Jasa Kena Pajak dan/atau ekspor Barang Kena Pajak.<HTML></li></HTML> <HTML><li></HTML>Saat Mulai Terdaftar, yang selanjutnya disebut SMT, adalah tanggal saat Wajib Pajak terdaftar dan dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak di KPP Baru sesuai penetapan dalam Keputusan Direktur Jenderal Pajak.<HTML></li></HTML><HTML></ol></HTML> |
2. | Diantara Pasal 8 dan Pasal 9 disispkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 8A yang berbunyi sebagai berikut: Pasal 8A Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf c bagi Wajib Pajak Berstatus Pusat yang dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak di KPP Baru dengan nomenklatur Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Orang Pribadi pada tanggal 1 Mei 2009, pemberitahuan penundaan pemusatan Tempat Pajak Pertambahan Nilai Terutang disampaikan paling lama tanggal 1 Juli 2009. |
Pasal II
Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 8 Juni 2009
DIREKTUR JENDERAL PAJAK,
ttd.
DARMIN NASUTION
NIP 130605098