DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
___________________________________________________________________________________________
12 Oktober 1998
SURAT DIREKTUR JENDERAL PAJAK
NOMOR S - 2267/PJ.531/1998
TENTANG
PENEGASAN ATAS KEWAJIBAN MEMUNGUT, MENYETOR DAN MELAPORKAN PPN TERUTANG
DIREKTUR JENDERAL PAJAK,
Sehubungan dengan surat Saudara tanpa nomor tanggal 24 April 1998, perihal seperti tersebut pada pokok
surat, dengan ini kami berikan penjelasan sebagai berikut :
1. Dari surat Saudara dapat diketahui bahwa :
a. Bidang usaha PT XYZ adalah bisnis internet yang bekerjasama dengan perusahaan jasa
telekomunikasi. PT XYZ atas inisiatif sendiri telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak
tanggal 17 Nopember 1995. Sebelum dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, PT XYZ
tidak memungut PPN
b. Saudara menanyakan, apakah sebelum PT XYZ dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak
wajib memungut PPN (atas penyerahan jasa layanan internet tersebut).
2. Berdasarkan Pasal 3A ayat (1) Undang-undang Nomor 8 TAHUN 1983 sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Undang-undang Nomor 11 TAHUN 1994, pengusaha yang melakukan penyerahan
Barang Kena Pajak, Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean, atau melakukan ekspor Barang Kena
Pajak, wajib mempunyai Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, memungut, menyetor dan
melaporkan PPN dan PPnBM yang terutang.
3. Berdasarkan Pasal 2 ayat (2) Undang-undang Nomor 6 TAHUN 1983 sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Undang-undang Nomor 9 TAHUN 1994, setiap Pengusaha yang dikenakan pajak berdasarkan
Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai 1984, wajib melaporkan usahanya pada Kantor Direktorat
Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Pengusaha, dan
tempat kegiatan usaha dilakukan untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak dan kepadanya
diberikan Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.
4. Berdasarkan Pasal 14 ayat (1) Undang-undang No. 8 TAHUN 1983 sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Undang-undang No. 11 TAHUN 1994, orang pribadi atau badan yang tidak dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak dilarang membuat Faktur Pajak.
5. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 50 TAHUN 1994, jasa layanan internet tidak termasuk dalam
jenis jasa yang dikecualikan dari pengenaan PPN, sehingga atas penyerahan jasa layanan internet
terutang PPN.
6. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan RI No. 648/KMK.04/1994 tanggal 29 Desember 1994, yang
dimaksud pengusaha kecil di bidang jasa adalah pengusaha yang selama satu tahun buku melakukan
penyerahan Jasa Kena Pajak dengan jumlah peredaran bruto tidak lebih dari Rp. 120.000.000,00
(seratus dua puluh juta).
7. Sesuai dengan butir 2 Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak No. SE-45/PJ.531/1996 tanggal
25 Nopember 1996, perusahaan yang bergerak di bidang usaha jasa layanan internet wajib
melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.
8. Berdasarkan ketentuan pada butir 2 sampai dengan 7 di atas, serta memperhatikan isi surat Saudara,
dengan ini diberikan penegasan sebagai berikut :
a. Apabila sejak berdirinya perusahaan sampai dengan pengukuhan sebagai PKP jumlah
peredaran bruto (penyerahan jasa layanan internet) selama satu tahun buku tidak lebih dari
Rp. 120.000.000,00 maka perusahaan Saudara adalah termasuk pengusaha kecil yang tidak
memiliki keharusan mendaftarkan diri untuk dikukuhkan sebagai PKP.
b. Atas hal sebagaimana disebut pada huruf a di atas, bila pengukuhan sebagai PKP atas inisiatif
sendiri, maka kewajiban memungut, menyetor dan melaporkan PPN terutang adalah setelah
dikukuhkan sebagai PKP.
c. Apabila sejak berdirinya perusahaan jumlah peredaran bruto (penyerahan jasa layanan
internet) selama satu tahun buku lebih dari Rp. 120.000.000,00 maka Saudara wajib
mendaftarkan diri untuk dikukuhkan sebagai PKP.
d. Bila batasan sebagaimana tersebut pada huruf c di atas terpenuhi, dan Saudara tidak
mendaftarkan diri untuk dikukuhkan sebagai PKP, maka Saudara dapat dikenakan sanksi
Pasal 14 ayat (4) Undang-undang Nomor 6 TAHUN 1983 sebagaimana telah diubah dengan
Undang-undang Nomor 9 TAHUN 1994.
Demikian agar Saudara maklum.
A.N. DIREKTUR JENDERAL
DIREKTUR PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
DAN PAJAK TIDAK LANGSUNG LAINNYA
ttd
A. SJARIFUDDIN ALSAH