WP mau tanya jika perusahaan Indonesia melakukan transaksi pelayaran dari China dan tidak ada BUTnya, jika tidak memliki form DGT perlakuan PPh 26nya 20% benar begitu min? Sedangkan jika punya bagaimana ya? Saya baca di tax treaty ortax, takut salah penafsiran. Mohon dibantu, tks Ini bagaimana ya mas/mba? Normatif aja sepanjang ada DGT dan sudah sesuai dengan ketentuan PER 25/2018 serta sudah diunggah pada eSKD DJP Online, maka WPLN tersebut dapat menggunakan Tax Treaty?
Mungkin bisa digali dulu, disini apakah perusahaan di Indonesia ini adalah perusahaan pelayaran dalam negeri ? Kemudian transaksi pelayaran dari cina ini maksudnya gimana ? Apakah menggunakan jasa pelayaran dari cina untuk misal mengakut orang atau barang dr pelabuhan ke pelabuhan, atau transaksi apa ? Karena bisa jadi nanti jadi objek pph pasal 15, jd sebaiknya digali dulu saja.
–
AL