{{/tkb/admin/user_images/images/logo%20djp.jpg?97x96}}\\ \\ KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA\\ DIREKTORAT JENDERAL PAJAK\\   Yth. 1. Para Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak   2. Para Kepala Kanlor Pelayanan Pajak   3. Para Kepala Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan   seluruh Indonesia       SURAT EDARAN\\ NOMOR SE-48/PJ/2015\\ \\ TENTANG\\ \\ KEGIATAN PEMETAAN LOKASI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DAN/ATAU BADAN\\ SERTA OBJEK PAJAK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN MELALUI //GEOTAGGING//\\   A. Umum         Dalam rangka memetakan lokasi tempal tinggal, tempat kedudukan, tempat kegiatan usaha Wajib Pajak Orang Pribadi dan/atau Badan serta lokasi objek pajak Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) guna mendukung peningkatan fungsi pelayanan, fungsi pengawasan, dan fungsi penegakan hukum di bidang perpajakan, perlu menetapkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak mengenai kegiatan pemetaan lokasi Wajib Pajak Orang Pribadi dan/atau Badan serta objek pajak PBB melalui //GeoTagging//.     B. Maksud dan Tujuan   1. Maksud     Surat Edaran ini dimaksudkan untuk memberikan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan pemetaan lokasi Wajib Pajak Orang Pribadi dan/atau Badan serta objek pajak PBB melalui //GeoTagging//.   2. Tujuan     Surat Edaran ini bertujuan untuk memberikan petunjuk teknis dalam pelaksanaan kegiatan pemetaan lokasi Wajib Pajak Orang Pribadi dan/atau Badan serta objek pajak PBB melalui //GeoTagging//.       C. Ruang Lingkup            Ruang Iingkup Surat Edaran ini memberikan penjelasan mengenai:   1. Ketentuan umum //GeoTagging//;   2. Pengumpulan data //GeoTagging//;   3. Pelaksanaan //GeoTagging//; dan   4. Ketentuan lain-lain.       D. Dasar   1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor [[view.php?id=5ce55aca7691670cc15a805d6b071a49|**254/PMK.03/2014**]] tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pendataan Objek Pajak dan Subjek Pajak atau Wajib Pajak Pajak Bumi dan Bangunan.   2. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor [[view.php?id=1264dbec13e4c46523e30782ad31727f|**PER-20/PJ/2013**]] sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor [[view.php?id=5785c3651a5d911fca2b311b48c0896d|**PER-38/PJ/2013**]] tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, serta Perubahan Data dan Pemindahan Wajib Pajak.   3. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor [[view.php?id=583ec298b104e8f1d60fe7315ffd99d1|**PER-35/PJ/2013**]] tentang Tata Cara Ekstensifikasi.   4. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor [[view.php?id=adc961e9beb67689b0ee5d49ee0b711d|**PER-12/PJ/2015**]] tentang Penetapan Tempat Tinggal Orang Pribadi dan Tempat Kedudukan Badan.   5. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor [[view.php?id=1b12189170921fa4ac5414db98f542de|**PER-15/PJ/2015**]] tentang Pedoman Penerapan Peraturan Menteri Keuangan Nomor [[view.php?id=11504ec85d0706f6378b24b1114b54df|**206.2/PMK.01/2014**]] tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak.       E. Pengertian            Dalam Surat Edaran ini, yang dimaksud dengan:   1. Lokasi Wajib Pajak Orang Pribadi dan/atau Badan serta objek pajak Pajak Bumi dan Bangunan, yang selanjutnya disebut Lokasi adalah tempat tinggal, tempat kedudukan dan tempat kegiatan usaha termasuk harta berupa tanah dan/atau bangunan yang dimiliki Wajib Pajak, serta lokasi objek pajak Pajak Bumi dan Bangunan.   2. Objek Pajak Pajak Bumi dan Bangunan, yang selanjutnya disebut Objek Pajak PBB meliputi objek pajak sektor perkebunan, perhutanan, pertambangan, dan sektor lainnya.   3. Pemetaan adalah kegiatan untuk memperoleh, mengumpulkan, melengkapi, dan menatausahakan data dan informasi geografis Wajib Pajak Orang Pribadi dan/atau Badan serta Objek Pajak PBB.   4. //GeoTagging// adalah salah satu kegiatan Pemetaan untuk merekam Data Lokasi dan Data Deskriptif dari Wajib Pajak Orang Pribadi dan/atau Badan serta Objek Pajak PBB, termasuk di dalamnya menambahkan foto lokasi dan/atau foto aset usaha serta data pendukung lainnya.   5. Data Lokasi adalah data koordinat geografis (Iintang-bujur) atau koordinat kartesian (X,Y).   6. Data Deskriptif adalah keterangan yang menjelaskan kondisi yang dapat menggambarkan identitas dan/atau kemampuan perpajakan dari Wajib Pajak Orang Pribadi dan/atau Badan serta Objek Pajak PBB.   7. Aplikasi //GeoTagging// adalah aplikasi yang digunakan dalam kegiatan //GeoTagging// dan dibangun dalam bentuk aplikasi //web// dan/atau aplikasi //mobile// yang terhubung dengan jaringan internet.       F. Ketentuan Umum //GeoTagging//   //        GeoTagging// dilakukan dengan ketenituan sebagai berikut:   1. //GeoTagging// dengan rnenggunakan Aplikasi //GeoTagging// dapat dilakukan oleh seluruh pegawai Direktorat Jenderal Pajak dan/atau pihak lain yang ditunjuk oleh Kepala Kantor.   2. //GeoTagging// dapat dilaksanakan melalui penugasan tersendiri atau penugasan lain bersamaan dengan kegiatan sesuai fungsi Direktorat Jenderal Pajak serta secara mandiri tanpa penugasan yang dapat memberikan Data Lokasi dan Data Deskriptif dari Wajib Pajak Orang Pribadi dan/atau Badan serta Objek Pajak PBB.   3. //GeoTagging// tidak dibatasi wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak atau Kantor Wilayah DJP dan dapat dilakukan di luar jam kerja.   4. //GeoTagging// dilakukan dengan sasaran berdasarkan prioritas sebagai berikut:     a. Wajib Pajak yang telah terdaftar pada Sistem Informasi DJP, antara lain:       1) Wajib Pajak penentu penerimaan;       2) Wajib Pajak potensial;       3) Wajib Pajak yang telah dlkukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP);       4) Wajib Pajak baru yang melakukan usaha dan/atau pekerjaan bebas; dan/atau       5) Wajib Pajak lainnya.     b. Objek Pajak PBB     c. Wajib Pajak yang belum terdaftar pada Sistem Inforrnasi DJP   5. Identitas pegawai dan perubahan data hasil //GeoTagging// akan disimpan sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan //GeoTagging.//         G. Data Yang Dikumpulkan Dalam //GeoTagging//   //       GeoTagging// dilakukan untuk mengumpulkan Data Lokasi dan Data Deskriptif Wajib Pajak Orang Pribadi dan/atau Badan serta lokasi Objek Pajak PBB, meliputi:   1. Data Lokasi     Berupa keterangan berkaitan dengan koordinat baik koordinat geografis (Iintang-bujur) ataupun koordinat kartesian (X,Y), termasuk di dalamnya datum geografis dan sistem proyeksi tertentu.   2. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)     NPWP merupakan data pokok yang wajib diisi. Dalam hal Wajib Pajak belum terdaftar atau belum diketahui NPWP-nya, NPWP dicatat dengan angka 0 (nol) sebanyak 15 (lima belas) digit.   3. Nama/Merek Dagang Wajib Pajak     Nama/Merek Dagang menjelaskan nama Wajib Pajak dan identitas usaha Wajib Pajak (merek dagang) yang antara lain dapat diketahui dari papan nama. Dalam hal hanya diketahui salah satu dari nama Wajib Pajak atau merek dagang, maka dicatat berdasarkan data yang diperoleh.   4. Alamat Lokasi     Menjelaskan alamat Lokasi Wajib Pajak Orang Pribadi dan/atau Badan serta Objek Pajak PBB.   5. Jenis Pemanfaatan Lokasi     Menjelaskan jenis pemanfaatan Lokasi, antara lain perdagangan/komersil, perkantoran, perumahan, dan perkebunan.   6. Foto Lokasi     Foto yang dapat memberikan gambaran objek, aset, dan kondisi Wajib Pajak Orang Pribadi dan/atau Badan serta Objek Pajak PBB yang dapat digunakan sebagai alat keterangan/data dalam penggalian potensi perpajakan.   7. Keterangan     Keterangan tambahan yang menjelaskan kondisi Wajib Pajak Orang Pribadi dan/atau Badan serta Objek Pajak PBB yang dapat digunakan sebagai alat keterangan/data dalam penggalian potensi perpajakan.       H. Pelaksanaan //GeoTagging//   1. //GeoTagging// dilaksanakan atas Wajib Pajak Orang Pribadi dan/atau Badan atau Objek Pajak PBB baik yang telah terdaftar maupun yang belum terdaftar.   2. //GeoTagging// atas Lokasi Wajib Pajak terdaftar dilakukan satu kali untuk setiap Wajib Pajak/NPWP di lokasi tersebut, dengan penjelasan sebagai berikut:     a. Apabila dalam satu Lokasi diketahui terdapat satu Wajib Pajak/NPWP, maka //GeoTagging// dilakukan hanya satu kali pada Lokasi tersebut.     b. Apabila dalam salu Lokasi diketahui terdapat lebih dari satu Wajib Pajak/NPWP, maka //GeoTagging// dilakukan sejumlah Wajib Pajak/NPWP dalam kesatuan Lokasi.       Contoh 1 : Sinta (NPWP XXXX) dan Jojo (NPWP XXXX) tinggal di rumah yang sama. Pelaksanaan //GeoTagging// dilakukan atas masing-masing NPWP dalam Lokasi yang sama.       Contoh 2 : Sinta selain tinggal bersama Jojo (Contoh 1) di Kabupaten Bekasi, juga memiliki lokasi usaha batu akik di Kabupaten Garut. Atas Lokasi kegialan usaha tersebut juga dilakukan //GeoTagging.//   3. //GeoTagging// atas objek pajak PBB dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:     a. //GeoTagging// dilakukan di Lokasi Objek Pajak PBB termasuk kantor dan pabrik pengolahan yang terletak dalam satu kesatuan.     b. Nomor Objek Pajak (NOP) atas Objek Pajak PBB keterangan/informasi tambahan.   4. Dalam hal //GeoTagging// dilakukan atas Lokasi Wajib Pajak yang belum terdaftar atau sudah terdaftar tetapi belum diketahui NPWP-nya:     a. Diprioritaskan pada Lokasi yang memiliki potensi penerimaan, seperti sentra perdagangan, kawasan industri, kawasan pergudangan, dan perumahan mewah.     b. Apabila dalam satu Lokasi diketahui terdapat lebih dari satu Wajib Pajak yang belum terdaftar atau belum diketahui NPWP-nya, maka //GeoTagging// dilakukan sejumlah Wajib Pajak di Lokasi tersebut.     c. Data hasil //GeoTagging// sebagaimana dimaksud dalam huruf b, ditindaklanjuti dengan melakukan pencocokan dengan data Master File Wajib Pajak (MFWP).     d. Dalam hal data hasil //GeoTagging// terdapat pada data MFWP, selanjutnya dilakukan pemutakhiran data NPWP pada data hasil //GeoTagging.//     e. Dalam hal terdapat perbedaan antara data hasil //GeoTagging// dengan data MFWP, ditindaklanjuti dengan pemutakhiran data pada MFWP sesuai prosedur yang berlaku.     f. Dalam hal data hasil //GeoTagging// tidak terdapat pada MFWP/belum ber-NPWP, maka objek dimaksud menjadi sasaran kegiatan ekstensifikasi.   5. Dalam hal ditemukan informasi tambahan terkait dengan potensi dan/atau perubahan data atas Data Lokasi dan/atau Data Deskriptif yang sudah dilaksanakan //GeoTagging//, dilakukan pemutakhiran data //GeoTagging// bersangkutan.       I. Ketentuan Lain-Lain   1. Hasil Sensus Pajak Nasional dan //matching// NOP dengan NPWP sepanjang dapat mengidentifikasi Lokasi Wajib Pajak dengan tepat, dapat dimanfaatkan pada kegiatan ini.   2. Basis Data hasil pemetaan Lokasi Wajib Pajak yang telah dikumpulkan di KPP dapat dimasukkan dalam aplikasi //GeoTagging.//   3. Kegiatan //GeoTagging// dapat dibiayai dari alokasi anggaran kegiatan DIPA BA 015 untuk Kegiatan Ekstensifikasi, Pendataan dan Penilaian dan/atau alokasi anggaran lainnya sesuai ketentuan yang berlaku.   4. Kegiatan //GeoTagging// agar dioptimalkan dalam rangka mendukung pencapaian penerimaan.       Demikian disampaikan untuk dilaksanakan sebaik-balknya.           Ditetapkan di Jakarta\\ pada tanggal 01 Juli 2015\\ DIREKTUR JENDERAL PAJAK.\\ \\ ttd.\\ \\ SIGIT PRIADI PRAMUDITO\\ NIP 195909171987091001           Tembusan: 1. Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak 2. Para Direktur dan Tenaga Pengkaji di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak 3. Kepala Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan 4. Para Kepala Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan 5. Kepala Kantor Pengolahan Data Eksternal 6. Kepala Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan           Kp.:PJ.062/PJ.0623