DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK ___________________________________________________________________________________________ 10 Juli 1993 SURAT DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR S - 1515/PJ.51/1993 TENTANG PPn BM KENDARAAN UNTUK ANGKUTAN BARANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Sehubungan dengan surat Saudara Nomor : XXX dan Nomor : XXX tanggal 14 Juni 1993 perihal mohon pembebasan PPn BM, dengan ini diberitahukan hal-hal sebagai berikut : 1. Sesuai dengan Pasal 16 Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 36 TAHUN 1993 jis Pasal 2 dan Pasal 6 ayat (3) Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 647/KMK.04/1993 tanggal 10 Juni 1993, atas penyerahan atau impor kendaraan bermotor beroda empat jenis van dan pick up dikenakan PPn BM kecuali atas penyerahan atau impor kendaraan bermotor jenis van atau pick up yang digunakan untuk kendaraan angkutan barang. 2. Sesuai dengan Pasal 6 ayat (4) Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 647/KMK.04/1993, Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Keterangan Bebas PPn BM atas permohonan pembeli kendaraan ambulan, kendaraan tahanan, kendaraan pemadam kebakaran, kendaraan dinas ABRI/POLRI, serta kendaraan angkutan umum oleh Pengusaha angkutan umum yang memiliki ijin usaha dan ijin trayek. Dalam butir 7.2.3. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE-21/PJ.51/1993 (seri PPN-186) tanggal 28 Juni 1993, ditegaskan bahwa kendaraan bermotor jenis van dan pick up yang digunakan untuk angkutan barang dan kendaraan yang digunakan untuk angkutan umum yang tidak memperoleh Surat Keterangan Bebas PPn BM, pengecualian pengenaan PPn BM dilakukan dengan cara restitusi. 3. Sesuai dengan Pasal 1 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor : 28 TAHUN 1988 Juncto angka 3 huruf e Pengumuman Direktur Jenderal Pajak Nomor : PENG-139/PJ.63/1989, terhitung mulai tanggal 1 April 1989 atas persewaan jasa angkutan darat terutang PPN. 4. Sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) Keputusan Presiden Nomor 56 Tahun 1988, PT. XYZ ditunjuk sebagai Badan Pemungut dan wajib memungut dan menyetorkan PPN dan PPn BM yang terutang oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak. 5. Berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut di atas maka : 5.1. Permohonan Saudara untuk mendapatkan Surat Keterangan Bebas PPn BM atas pembelian : a. Kendaraan bermotor dari PT ABC sebanyak : - 25 unit pick up Isuzu Panther dengan AC - 10 unit pick up Isuzu Panther tanpa AC b. Kendaraan bermotor dari PT PQR sebanyak : - 39 unit pick up Hiline Daihatsu dengan AC - 27 unit pick up Hiline Daihatsu tanpa AC tidak dapat dikabulkan. 5.2. Pengecualian dari pengenaan PPn BM atas pembelian kendaraan bermotor pick up dimaksud dilakukan dengan mengajukan permohonan restitusi kepada Kepala KPP dimana Saudara berkedudukan dengan memenuhi ketentuan yang diatur pada Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE-21/PJ.51/1993 tanggal 28 Juni 1993. 5.3. Atas penyerahan jasa persewaan kendaraan bermotor sesuai kontrak antara PT STU dengan PT XYZ terutang PPN dan PT XYZ wajib memungut dan menyetor PPN yang terutang atas penyerahan Jasa Kena Pajak tersebut. Demikian agar Saudara maklum. A.n. DIREKTUR JENDERAL PAJAK DIREKTUR PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK TIDAK LANGSUNG LAINNYA, ttd. SUNARIA TADJUDIN