|{{/tkb/admin/user_images/images/logo%20djp.jpg}}| KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA\\ DIREKTORAT JENDERAL PAJAK\\ DIREKTORAT TRANSFORMASI PROSES BISNIS\\ \\ JALAN JENDERAL GATOT SUBROTO KAV. 40-42, JAKARTA 12190, KOTAK POS 124\\ TELEPON (021) 5250208, 5225134; FAKSIMILE (021) 52970765 ; SITUS www.pajak.go.id\\ LAYANAN INFORMASI DAN KELUHAN KRING PAJAK (021) 500200\\ EMAIL: pengaduan@pajak.go.id | ---- Nomor\\ Sifat\\ Lampiran\\ Hal :\\ :\\ :\\ : S-68/PJ.13/2015\\ Segera\\ 1 (Satu) Lembar\\ Penegasan atas SPPT dan Pembayaran PBB-P3. 20 Maret 2015         Yth. 1. Para Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak\\ 2. Para Kepala Kantor Pelayanan Pajak\\ 3. Para Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan\\ 4. Kepala Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan Direktorat Jenderal Pajak            Sehubungan dengan telah diterbitkannya Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor [[view.php?id=2e3a567dcc390811e4dfa8d478e4a149|**PER-02/PJ/2015**]] tentang Tata Cara Penerbitan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi dan Bangunan untuk Sektor Perkebunan, Sektor Perhutanan, Sektor Pertambangan, dan Sektor Lainnya, dan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-44/PB/2014 tentang Tata Cara Penerimaan dan Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan, dengan ini kami sampaikan hal-hai sebagai berikut: A. Bentuk SPPT PBB dan SPPT PBB Cetak Ulang.   1. Bentuk SPPT PBB dan SPPT PBB Cetak Ulang adalah sebagaimana diatur dalam Lampiran I dan Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor [[view.php?id=2e3a567dcc390811e4dfa8d478e4a149|**PER-02/PJ/2015**]] (terlampir).   2. Penerbitan SPPT PBB dan SPPT PBB Cetak Ulang dilakukan oleh KPP tempat Objek Pajak PBB-P3 diadministrasikan, dengan spesifikasi teknis sebagai berikut:     No. Kriteria Ketentuan 1  Jenis Kertas Kertas HVS dengan //watermark// lambang CAKTI BUDDHI BHAKTI 2  Berat Kertas Minimal 100 gram 3  Ukuran Kertas Folio / F4 (215 x 330 mm) 4 Marjin Atas   2 cm Bawah   2 cm Kiri   2 cm Kanan   2 cm   3. Isian Kode //Billing// dan kode pengaman pada SPPT PBB akan di-//generate// langsung dari sistem pada saat pencetakan SPPT PBB, sehingga dalam hal:     a. sistem belum dapat meng-//generate// Kode //Billing// dan/atau kode pengaman saat mencetak SPPT PBB, isian tersebut tidak perlu diisi (dikosongkan); atau     b. KPP melakukan pencetakan SPPT PBB secara manual karena belum tersedianya aplikasi, isian Kode //Billing// dan kode pengaman pada SPPT PBB tidak perlu diisi (dikosongkan) dan KPP yang bersangkutan membuat daftar penjagaan tersendiri atas SPPT PBB yang diterbitkan sesuai dengan jenis SPPT (penerbitan pertama kali, penerbitan kembali, dan cetak ulang). B. Tata Cara Pembayaran   1. Terhitung mulai tanggal 2 Maret 2015 Direktorat Jenderal Perbendaharaan telah menutup Rekening Persepsi PBB dan rekening Bank Operasional III, sehingga pembayaran PBB-P3 melalui Bank/Pos Persepsi tidak dapat menggunakan SSP PBB.   2. Sehubungan dengan penutupan Rekening Persepsi PBB dan rekening Bank Operasional III sebagaimana dimaksud, tata cara pembayaran PBB-P3 adalah sebagai berikut:     a. Untuk SPPT PBB/SKP PBB/STP PBB Tahun Pajak 2015 yang dicetak melalui Modul PBB-P3 pada SIDJP-NINE:       (1) SPPT PBB/SKP PBB/STP PBB telah dilengkapi dengan Kode //Billing// yang di-//generate// secara otomatis melalui sistem;       (2) Wajib Pajak melakukan pembayaran dengan menggunakan Kode //Billing// yang tertera dalam SPPT PBB/SKP PBB/STP PBB melalui Teller Bank/Pos Persepsi, Anjungan Tunai Mandiri (ATM), atau fasilitas perbankan lainnya; dan       (3) Wajib Pajak menerima Bukti Penerimaan Negara (BPN) yang tertera Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) dan menyimpannya sebagai bukti pembayaran PBB-P3.     b. Untuk SPPT PBB/SKP PBB/STP PBB Tahun Pajak 2015 yang dicetak melalui Modul PBB-P3 pada aplikasi SIDJP-NINE namun tidak dapat di-//generate// Kode //Billing// melalui sistem, SPPT PBB/SKP PBB/STP PBB Tahun Pajak 2015 yang tidak dicetak melalui Modul PBB-P3 pada aplikasi SIDJP-NINE, atau SPPT PBB/SKP PBB/STP PBB Tahun Pajak sebelumnya:       (1) Wajib Pajak memperoleh Kode //Billing// sebagaimana diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor [[view.php?id=073c83fb6a5532256c1f33f207330684|**PER-26/PJ/2014**]] tentang Sistem Pembayaran Pajak Secara Elektronik, dengan opsi sebagai berikut.         (a) Wajib Pajak membuat sendiri Kode //Billing// melalui Aplikasi //Billing// DJP.           i. Wajib Pajak membuat //user account// pada laman __sse.pajak.go.id__.           ii. Wajib Pajak login pada Aplikasi //Billing// DJP, selanjutnya melakukan input data pembayaran PBB-P3.           iii Aplikasi //Billing// DJP meng-//generate// Kode //Billing//.           iv. Wajib Pajak melakukan pembayaran dengan menggunakan Kode //Billing// dimaksud melalui //Teller// Bank/Pos Persepsi, Anjungan Tunai Mandiri (ATM), atau fasilitas perbankan lainnya.           v. Daftar Bank/Pos Persepsi Elektronik yang menerima pembayaran dengan Kode //Billing// beserta fasilitas pembayarannya **dapat dilihat pada menu "Referensi" > "Tempat Pembayaran"**, pada Aplikasi //Billing// DJP.         (b) Wajib Pajak melakukan pembayaran dengan SSP melalui Pos Persepsi.           i. Wajib Pajak mengisi Surat Setoran Pajak (SSP) sesuai pembayaran yang akan dilakukan.           ii. Wajib Pajak menyampaikan SSP tersebut ke Pos Persepsi (Kantor Pos //On-Line//) dengan menyerahkan uang tunai.           iii. //Teller// Pos Persepsi menginput data pembayaran dan meng-//generate// Kode //Billing//.           iv. //Teller// Pos Persepsi mengkonfirmasi Kode Billing yang telah di-//generate// kepada Wajib Pajak.           v. Apabila data pembayaran sesuai, transaksi pembayaran dilaksanakan atas Kode //Billing// tersebut         (c) Wajib Pajak membuat sendiri Kode Billing melalui //provider// seluler.           i. Wajib Pajak membuat Kode Billing menggunakan telepon genggam (//handphone//) dengan kode akses *141*500#.           ii. Kode akses tersebut saat ini masih terbatas pada //provider// Telkomsel.           iii. Wajib Pajak mengisi data pembayaran PBB-P3 sesuai panduan yang disampaikan.           iv. Wajib Pajak memperoleh Kode //Billing//.           v. Wajib Pajak melakukan pembayaran dengan menggunakan Kode //Billing// dimaksud melalui //Teller// Bank/Pos Persepsi, Anjungan Tunai Mandiri (ATM), atau fasilitas perbankan lainnya.       (2) Wajib Pajak menerima Bukti Penerimaan Negara (BPN) yang tertera Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) dan menyimpannya sebagai bukti pembayaran PBB-P3.   3. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan Kode //Billing// atau pengisian SSP:     a. Dalam hal Wajib Pajak membuat sendiri Kode //Billing// melalui Aplikasi //Billing// DJP atau melalui //provider// seluler, agar meregistrasikan //user account// dengan NPWP yang terdaftar pada KPP tempat Objek Pajak PBB-P3 diadministrasikan, termasuk NPWP cabang .     b. Dalam hal Wajib Pajak melakukan pembayaran dengan SSP melalui Pos Persepsi, NPWP diisi dengan NPWP yang lerdaftar pada KPP tempat Objek Pajak PBB-P3 diadministrasikan, dan apabila Wajib Pajak tidak memiliki NPWP dapat menggunakan "00.000.000.0-XXX.000" dengan XXX adalah Kode KPP tempat Objek Pajak PBB-P3 diadministrasikan.     c. Dalam hal Wajib Pajak menggunakan NPWP dengan Kode KPP yang berbeda dengan Kode KPP tempat Objek Pajak PBB-P3 diadministrasikan, pengakuan penerimaan PBB-P3 akan disesuaikan secara sistem (proses //back-office//).     d. Kode Akun Pajak dan Kode Jenis Setoran pembayaran PBB-P3 adalah sesuai Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-43/PJ/2013 tenlang Bentuk dan lsi Surat Setoran Pajak, yakni:       (1) Perkebunan - 411313;       (2) Perhutanan - 411314;       (3) Pertambangan Mineral dan Balubara - 411315;       (4) Pertambangan Minyak Bumi dan Gas Bumi - 411316;       (5) Pertambangan Panas Bumi - 411317; dan       (6) PBB Sektor Lainnya - 411319;       dengan Kode Jenis SeToran 100 untuk SPPT, 300 untuk STP dan 310 unluk SKP.     e. Sehubungan dengan adanya //validation rule check// pada Aplikasi //Billing// DJP:       (1) Pembuatan Kode //Billing// untuk SPPT (KJS 100) melalui Aplikasi //Billing// DJP (__sse.pajak.go.id__), agar menggunakan masa pajak Januari s.d. Januari supaya tidak ditolak oleh sistem; dan       (2) Penomoran SKP PBB dan STP PBB agar menggunakan nomor ketetapan dengan format sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor [[view.php?id=bc6249acce910185a80f3152bd16adde|**SE-61/PJ/2013**]] tentang Kode Nota Penghitungan dan Kode Ketetapan Per Jenis Pajak, termasuk untuk penerbitan kelelapan secara manual. C. Sehubungan dengan huruf A dan B diatas, diharapkan agar:   1. Kantor Wilayah DJP melakukan monitoring atas pencetakan SPPT PSS/ SKP PSS/STP PSS;   2. Kantor Wilayah DJP berkoordinasi dengan KPP dan KP2KP dalam wilayah kerjanya untuk melakukan sosialisasi kepada Wajib Pajak terkait tata cara pembayaran PSS-P3 melalui MPN-G2 agar Wajib Pajak tidak mengalami kesulitan dalam menjalankan kewajiban perpajakannya; dan   3. Kantor Wilayah DJP/KPP/KP2KP dapat menyampaikan permasalahan terkait pembayaran PSS Sektor P3 ke Subdirektorat Pengembangan Pemetaan dan Penilaian Direktorat Transformasi Proses Sisnis dengan nomor telepon (021) 5250208, 5251609, 5262880 dengan ekstensi 51724, atau nomor telepon 52970764 dan 52970765.     Atas kerja samanya kami ucapkan terima kasih.                                             Direktur,               \\ ttd\\ \\ Wahju K. Tumakaka\\ NIP 1958091819810110011                                 Tembusan:\\ 1. Direktur Peraturan Perpajakan I\\ 2. Direktur Teknologi Informasi Perpajakan\\ 3. Direktur Transformasi Teknologi Komunikasi dan Informasi\\ 4. Direktur Potensi, Kepatuhan, dan Penerimaan\\ 5. Direktur Ekstensifikasi dan Penilaian\\ 6. Direktur Penyuluhan, Pelayanan dan Hubungan Masyarakat\\ 7. Direktur Pengelolaan Kas Negara, Direktorat Jenderal Perbendaharaan