{{/tkb/admin/user_images/images/logo%20djp.jpg?101x100}} KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA\\ DIREKTORAT JENDERAL PAJAK\\ \\ JALAN JENDERAL GATOT SUBROTO 40-42 JAKARTA 12190, KOTAK POS 124\\ TELEPON (021) 5250208, 5251609, 5262880; FAKSIMILE (021) 5732062; HOME PAGE http:%%//%%www.pajak.go.id\\ LAYANAN INFORMASI DAN KELUHAN KRING PAJAK (021) 1500200;\\ EMAIL pengaduan@pajak.go.id ---- Nomor : S-154/PJ.02/2016 1 Februari 2016 Sifat : Sangat Segera   Lampiran : Satu Lembar   Hal : Penegasan Penyampaian SPT Tahunan 1770 SS\\ dan 1770 S Lebih Bayar               Yth. 1. Para Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Pajak     2. Para Kepala Kantor Pelayanan Pajak   di seluruh Indonesia                          Sehubungan dengan telah diterbitkannya Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor [[view.php?id=b301bbff368b7a75043a2b9925a530ff|**PER-01/PJ/2016**]] tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan Surat Pemberitahuan Tahunan dan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor [[view.php?id=306ce8aa58eadd5a9a87e0f348907b59|**PER-03/PJ/2015**]] tentang Penyampaian Surat Pemberitahuan Elektronik serta dalam rangka memberikan keseragaman dalam pemahaman dan pelaksanaan Peraturan Direktur Jenderal tersebut, dengan ini kami sampaikan hal-hal sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil //monitoring// dan evaluasi, SPT Tahunan 1770 SS dan 1770 S Lebih Bayar yang disampaikan melalui //e-Filing// menimbulkan banyak permasalahan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP), yaitu:   a. sebagian KPP menafsirkan bahwa SPT Tahunan 1770 SS dan 1770 S Lebih Bayar hanya dapat disampaikan secara langsung di TPT KPP tempat Wajib Pajak terdaftar, tidak dapat disampaikan melalui pos, jasa ekspedisi atau jasa kurir, maupun saluran tertentu (termasuk //e-Filing//);   b. hampir seluruh SPT Tahunan 1770 SS dan 1770 S Lebih Bayar yang disampaikan melalui //e-Filing// disebabkan karena kesalahan dalam pengisian SPT. 2. Dasar hukum terkait permasalahan tersebut:   a. Undang-Undang Nomor [[view.php?id=45c48cce2e2d7fbdea1afc51c7c6ad26|**6 TAHUN 1983**]] tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor [[view.php?id=82743f31779d2167a2fb3a7e7ec979bc|**16 TAHUN 2009**]] (selanjutnya disingkat Undang-Undang KUP) mengatur antara lain:     1) Pasal 6 ayat (1), Surat Pemberitahuan yang disampaikan langsung oleh Wajib Pajak ke kantor Direktorat Jenderal Pajak harus diberi tanggal penerimaan oleh pejabat yang ditunjuk dan kepada Wajib Pajak diberikan bukti penerimaan.     2) Pasal 6 ayat (2), penyampaian Surat Pemberitahuan dapat dikirimkan melalui pos dengan tanda bukti pengiriman surat atau dengan cara lain yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.   b. Pasal 8 Peraturan Menteri Keuangan Nomor [[view.php?id=f9ab9a0f7c56435e35dc4dadf0eb6945|**243/PMK.03/2014**]] tentang Surat Pemberitahuan (selanjutnya disingkat PMK-243) mengatur bahwa:     1) Penyampaian SPT oleh Wajib Pajak ke Kantor Pelayanan Pajak atau tempat lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak, dapat dilakukan:       a) secara langsung;       b) melalui pos dengan bukti pengiriman surat; atau       c) dengan cara lain.     2) Cara lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dilakukan melalui:       a) perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat; atau       b) saluran tertentu yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak sesuai dengan perkembangan teknologi informasi.   c. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor [[view.php?id=b301bbff368b7a75043a2b9925a530ff|**PER-01/PJ/2016**]] tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan Surat Pemberitahuan Tahunan (selanjutnya disingkat PER-01) mengatur antara lain:     1) Pasal 2 ayat (1), Wajib Pajak dapat menyampaikan SPT Tahunan dengan cara:       a) langsung;       b) dikirim melalui pos dengan bukti pengiriman surat ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar;       c) dikirim melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar; atau       d) saluran tertentu yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak sesuai dengan perkembangan teknologi informasi.     2) Pasal 2 ayat (2), penyampaian SPT Tahunan secara langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dapat dilakukan di:       a) TPT, meliputi TPT Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar dan TPT Kantor Pelayanan Pajak selain tempat Wajib Pajak terdaftar; atau       b) Pojok pajak, mobil pajak, atau tempat khusus penerimaan SPT Tahunan,       yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk menerima SPT Tahunan.     3 Pasal 2 ayat (3), Wajib Pajak tidak dapat menyampaikan SPT Tahunan secara langsung di TPT selain tempat Wajib Pajak terdaftar, pojok pajak, mobil pajak, dan tempat khusus penerimaan SPT Tahunan atas:       a) SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan;       b) SPT 1770;       c) SPT Tahunan Pembetulan; dan       d) SPT 1770 S dan 1770 SS yang:         (1) menyatakan lebih bayar;         (2) disampaikan setelah batas waktu penyampaian SPT; dan         (3) disampaikan dalam bentuk e-SPT Tahunan.   d. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor [[view.php?id=306ce8aa58eadd5a9a87e0f348907b59|**PER-03/PJ/2015**]] tentang Penyampaian Surat Pemberitahuan Elektronik (selanjutnya disingkat PER-03) mengatur antara lain:     1) Pasal 2 ayat (3), Wajib Pajak yang menyampaikan SPT dalam bentuk dokumen elektronik, menyampaikan SPT Elektronik tersebut ke KPP dengan cara:       a) langsung;       b) melalui pas dengan bukti pengiriman surat;       c) melalui perusahaan jasa ekspedisi/kurir dengan bukti pengiriman surat; atau       d) melalui saluran tertentu yang ditetapkan oleh Dlrektur Jenderal Pajak.     2) Pasal 2 ayat (4), saluran tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (3) meliputi:       a) Iaman Direktorat Jenderal Pajak·,       b) Iaman Penyalur SPT Elektronik;       c) saluran suara digital yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak untuk Wajib\\ Pajak tertentu;       d) jaringan komunikasi data yang terhubung khusus antara Direktorat Jenderal Pajak dengan Wajib Pajak; atau       e) saluran lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak.     3) Pasal 4 ayat (1) huruf c, Wajib Pajak harus menyampaikan SPT Tahunan Pajak Penghasilan dalam bentuk dokumen elektronik, dalam hal memenuhi kriteria sebagai berikut: Wajib Pajak yang sudah pernah menyampaikan SPT Elektronik. 3. Berdasarkan ketentuan tersebut di atas dan hasil rapat bersama direktorat terkait, dengan ini dapat disampaikan hal-hal berikut:   a) Pasal 2 ayat (3) PER-01 pada dasarnya menegaskan bahwa apabila SPT Tahunan disampaikan secara langsung, maka harus ditujukan dan dilakukan di TPT KPP tempat Wajib Pajak terdaftar, untuk SPT-SPT tertentu termasuk SPT Tahunan Lebih Bayar. Oleh karena itu, atas SPT-SPT tertentu termasuk SPT Tahunan Lebih Bayar masih dapat disampaikan melalui pos, jasa ekspedisi atau jasa kurir, maupun saluran tertentu (termasuk //e-Filing//).   b) Menimbang bahwa SPT Tahunan 1770 SS dan 1770 S Lebih Bayar yang disampaikan melalui //e-Filing// menimbulkan banyak permasalahan di KPP, maka perlu diambil kebijakan sebagai berikut:     1) Atas SPT Tahunan 1770 SS dan 1770 S Lebih Bayar tidak dapat disampaikan melalui saluran tertentu (//e-Filing//), namun harus disampaikan secara langsung ke TPT KPP tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikirim melalui pos/perusahaan jasa ekspedisi/jasa kurir ke KPP tempat Wajib Pajak terdaftar.     2) Dalam hal pada tahun sebelumnya Wajib Pajak telah menyampaikan SPT Tahunan 1770 SS atau 1770 S melalui //e-Filing//, untuk selanjutnya dalam hal Wajib Pajak akan menyampaikan SPT Tahunan 1770 SS atau 1770 S Lebih Bayar, maka dapat\\ disampaikan dalam bentuk e-SPT Tahunan 1770 SS atau 1770 S dan disampaikan secara langsung ke TPT KPP tempat Wajib Pajak terdaftar.   c) Untuk memberikan keseragaman pemahaman dan kepastian pelaksanaan, kami sampaikan jenis-jenis dan cara penyampaian SPT Tahunan sebagaimana ditetapkan dalam lampiran.             Demikian disampaikan untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.                                             a.n. Direktur Jenderal             Direktur Peraturan Perpajakan I             ttd.                           Irawan             NIP 196708221988031001               Tembusan:     1. Direktur Jenderal Pajak   2. Para Staf Ahli Bidang Perpajakan, Kementerian Keuangan   3. Para Pejabat Eselon II di Lingkungan Kantor Pusat DJP   4. Kepala Kantor Layanan lnformasi dan Pengaduan                               Kp. :PJ.02/PJ.0201