{{/tkb/admin/user_images/images/logo%20djp.jpg}}\\ KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA\\ DIREKTORAT JENDERAL PAJAK ----   KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK\\ NOMOR KEP-425/PJ/2019\\ \\ TENTANG\\ \\ PENETAPAN PEMOTONG PPH PASAL 23 DAN/ATAU PASAL 26 YANG\\ DIHARUSKAN MEMBUAT BUKTI PEMOTONGAN DAN DIWAJIBKAN\\ MENYAMPAIKAN SPT MASA PPH PASAL 23 DAN/ATAU PASAL 26\\ BERDASARKAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK\\ NOMOR [[view.php?id=e2b26aaede09d0d92976621c95297975|**PER-04/PJ/2017**]]   DIREKTUR JENDERAL PAJAK,\\   Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 12 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor [[view.php?id=e2b26aaede09d0d92976621c95297975|**PER-04/PJ/2017**]] tentang Bentuk, Isi, Tata Cara Pengisian dan Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Pasal 23 dan/atau Pasal 26 serta Bentuk Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 dan/atau Pasal 26, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Penetapan Pemotong PPh Pasal 23 dan/atau Pasal 26 Yang Diharuskan Membuat Bukti Pemotongan dan Diwajibkan Menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 23 dan/atau Pasal 26 Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor [[view.php?id=e2b26aaede09d0d92976621c95297975|**PER-04/PJ/2017**]]. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor [[view.php?id=45c48cce2e2d7fbdea1afc51c7c6ad26|**6 TAHUN 1983**]] tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor [[view.php?id=82743f31779d2167a2fb3a7e7ec979bc|**16 TAHUN 2009**]] (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4999);     2. Undang-Undang Nomor [[view.php?id=d3d9446802a44259755d38e6d163e820|**7 TAHUN 1983**]] tentang Pajak Penghasilan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3263) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor [[view.php?id=d3600ee41761c7da0116a12ea8b6588e|**36 TAHUN 2008**]] (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4893);     3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor [[view.php?id=f9ab9a0f7c56435e35dc4dadf0eb6945|**243/PMK.03/2014**]] tentang Surat Pemberitahuan (SPT) sebagaimana telah terakhir diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor [[view.php?id=1908ffe453edcfd095aa76d8fd46e80f|**9/PMK.03/2018**]];     4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor [[view.php?id=4f8b5dedab6f650dbf1b2532aa11f646|**12/PMK.03/2017**]] tentang Bukti Pemotongan dan/atau Pemungutan Pajak Penghasilan; dan     5. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor [[view.php?id=e2b26aaede09d0d92976621c95297975|**PER-04/PJ/2017**]] tentang Bentuk, Isi, Tata Cara Pengisian dan Penyampaian SPT Masa PPh Pasal 23 dan/atau Pasal 26 serta Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 dan/atau Pasal 26. \\ MEMUTUSKAN:\\   Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG PENETAPAN PEMOTONG PPh PASAL 23 DAN/ATAU PASAL 26 YANG DIHARUSKAN MEMBUAT BUKTI PEMOTONGAN DAN DIWAJIBKAN MENYAMPAIKAN SPT MASA PPh PASAL 23 DAN/ATAU PASAL 26 BERDASARKAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR [[view.php?id=e2b26aaede09d0d92976621c95297975|**PER-04/PJ/2017**]]. PERTAMA : Menetapkan Wajib Pajak sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Keputusan Direktur Jenderal ini sebagai Pemotong PPh Pasal 23 dan/atau Pasal 26 yang diharuskan membuat Bukti Pemotongan dan diwajibkan menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 23 dan/atau Pasal 26 berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor [[view.php?id=e2b26aaede09d0d92976621c95297975|**PER-04/PJ/2017**]] mulai masa pajak Mei 2019. KEDUA : Dalam hal Pemotong PPh Pasal 23 dan/atau Pasal 26 sebagaimana dimaksud pada Diktum PERTAMA berpindah KPP tempat Wajib Pajak terdaftar, ketentuan untuk membuat Bukti Pemotongan dan kewajiban menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 23 dan/atau Pasal 26 berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor [[view.php?id=e2b26aaede09d0d92976621c95297975|**PER-04/PJ/2017**]] tetap berlaku. KETIGA : Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Keputusan Direktur Jenderal yang terpisah dari Keputusan Direktur Jenderal ini untuk menetapkan Pemotong PPh Pasal 23 dan/atau Pasal 26 yang diharuskan membuat Bukti Pemotongan dan diwajibkan menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 23 dan/atau Pasal 26 berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor [[view.php?id=e2b26aaede09d0d92976621c95297975|**PER-04/PJ/2017**]] selain yang telah ditetapkan dalam Keputusan Direktur Jenderal ini. KEEMPAT : Apabila terdapat kekeliruan dalam Keputusan Direktur Jenderal ini, maka akan dibetulkan sebagaimana mestinya. KELIMA : Keputusan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.           Salinan Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini disampaikan kepada:     1. Direktur Peraturan Perpajakan I;     2. Direktur Peraturan Perpajakan II;     3. Direktur Penyuluhan, Pelayanan dan Hubungan Masyarakat;     4. Direktur Teknologi lnformasi Perpajakan;     5. Direktur Transformasi Teknologi Komunikasi dan ln.formasi;     6. Direktur Transformasi Proses Bisnis;     7. Kepala Kanwil DJP Wajib Pajak Besar;     8. Kepala Kanwil DJP Jakarta Khusus;     9. Kepala Kanwil DJP Jakarta Pusat;     10. Kepala Kanwil DJP Jakarta Barat;     11. Kepala Kanwil DJP Jakarta Selatan I;     12. Kepala Kanwil DJP Jakarta Timur;     13. Kepala Kanwil DJP Jakarta Utara;     14. Kepala KPP Wajib Pajak Besar Satu;     15. Kepala KPP Wajib Pajak Besar Dua;     16. Kepala KPP Wajib Pajak Besar Tiga;     17. Kepala KPP Wajib Pajak Besar Empat;     18. Kepala KPP Badan dan Orang Asing;     19. Kepala KPP Minyak dan Gas Bumi;     20. Kepala KPP Perusahaan Masuk Bursa;     21. Kepala KPP Penanaman Modal Asing Satu;     22. Kepala KPP Penanaman Modal Asing Dua;     23. Kepala KPP Penanaman Modal Asing Tiga;     24. Kepala KPP Penanaman Modal Asing Empat;     25. Kepala KPP Penanaman Modal Asing Lima;     26. Kepala KPP Penanaman Modal Asing Enam;     27. Kepala KPP Madya Jakarta Barat;     28. Kepala KPP Madya Jakarta Pusat;     29. Kepala KPP Madya Jakarta Selatan;     30. Kepala KPP Madya Jakarta Timur; dan     31. Kepala KPP Madya Jakarta Utara.             | |Ditetapkan di Jakarta\\ \\ pada tanggal 22 April 2019 | | |DIREKTUR JENDERAL PAJAK,\\ \\ \\  \\ \\ ttd.\\ \\ \\  \\ \\ ROBERT PAKPAHAN| | |  |